Liputan6.com, Jakarta - Insiden pengejaran dan penembakan yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah antara kepolisian dengan terduga teroris jaringan Santoso, tidak menyurutkan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar melepas 114 transmigran di Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Jumat 21 Agustus lalu ke wilayah tersebut. Sebab, aparat kepolisian menjamin keamanan di lokasi ini.
"Saya akan terus berkoordinasi dengan aparat kepolisian dan TNI, agar menjamin keamanan transmigran dalam pengawalan menuju kawasan transmigrasi di Desa Saembawalati, Poso, Sulawesi Tengah. Jadi agar tetap tenang dan jangan mudah terhasut," ujar Marwan dalam keterangan tertulisnya, Minggu (23/8/2015).
Lagi juga, kata Marwan, dari Poso menuju desa transmigrasi cukup jauh dengan jarak tempuh selama 3 jam. Aparat keamanan juga sudah menyatakan akan sering patroli ke daerah tersebut.
"Jadi tidak ada yang perlu diragukan lagi. Tekad harus lebih besar dibandingkan rasa takut, kalau ingin memperbaiki hidup," ujar menteri asal Pati, Jawa Tengah ini.
Pelepasan perdana transmigran pada pekan lalu 114 keluarga, yang berasal dari Jawa Timur 10 keluarga atau 37 jiwa, dan asal Jawa Barat 15 keluarga atau 56 jiwa. Pada 2015, terdata 1.652 keluarga siap mengikuti program transmigrasi.
"Saya kembali tegaskan bahwa pemerintah sangat menghargai dan berupaya memberikan yang terbaik bagi masyarakat yang ingin bertransmigrasi. Transmigran harus optimistis, bahwa ada tanah harapan yang telah menanti untuk dikelola," tegas dia.
Marwan tidak menampik dengan adanya desas-desus negatif bertransmigrasi. Dia sudah memikirkan solusi dan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah untuk menetapkan kawasan transmigrasi. Sehingga program ini akan banyak diminati masyarakat.
"Saya instruksikan, ada prosedur dalam penetapan kawasan persiapan transmigrasi," ujar dia.
Prosedur
Prosedur yang harus dijalankan, lanjut Marwan, kabupaten berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Kemudian pusat mengidentifikasi potensi desa yang ada, khususnya daerah yang sudah ada pembangunan transmigrasi. Setelah itu, pusat bertugas mengadvokasi ke daerah yang menjadi calon tranmigrasi.
Menurut Marwan, Pemerintah tidak begitu saja memberangkatkan transmigran. Sebelumnya, mereka akan dibekali pelatihan 10 hari. Dari pembuatan pupuk organik, penjernihan air, pengelola pertanian dan sebagainya. Juga pengetahuan interaksi sosial masyarakat, kerohanian, dan ketahanan mental.
Bertransmigrasi, menurut Marwan, merupakan pilihan dan keputusan besar serta dilematis. Sebab, kehidupan baru diawali dari keputusan tersebut. Dorongan semangat, memang sepantasnya perlu selalu diberikan bagi para transmigran yang memutuskan pindah permanen melalui program transmigrasi.
Jafar menegaskan, program transmigrasi sangat penting dan harus terus digelorakan kembali, untuk menciptakan peluang peningkatan kehidupan masyarakat. "Saya dan kita semua berharap perhatian pemerintah dan kesuksesan transmigran dapat menggugah dan memberikan semangat kepada calon transmigran lainnya, untuk bersiap-siap berangkat menuju tanah harapan," sambung dia.
Agar segala pengorbanan berbuah manis, Marwan menambahkan, para transmigran harus bekerja keras dan cerdas, serta gigih di daerah baru. Transmigran juga harus membuka mata dan melihat segala peluang. "Dan menyadari bahwa keputusan mengikuti program transmigrasi sebagai pilihan dalam menggapai kesuksesan hidup, dan sama sekali bukan keputusan sia-sia. Selamat bertransmigrasi, sukses menyertaimu," pungkas Marwan. (Rmn/Nda)
Advertisement