JK Ancam Pangkas Dana Desa Jika Tak Dikelola dengan Baik

Saat ini pemerintah pusat mencatat ada banyak kepala daerah yang tak memakai dana tersebut‎.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 03 Sep 2015, 21:40 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2015, 21:40 WIB
20150812- Jusuf Kalla Buka Kongres ke-3 Diaspora Indonesia-Jakarta-JK
Wapres Jusuf Kalla bersama Menlu Retno Marsudi saat pembukaan Kongres ke-3 Diaspora Indonesia di Jakarta, Rabu (12/8). Kongres yang berlangsung selama 12-14 Agustus 2014 tersebut mengusung tema "Diaspora Bakti Bangsa". (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengancam akan memangkas dana desa bila tidak dikelola dengan baik.

Saat ini pemerintah pusat mencatat ada banyak kepala daerah yang tak memakai dana tersebut‎, bahkan sampai mengembalikannya ke Kementerian Keuangan.

"‎Semua daerah yang tidak menjalankan program daerahnya tentu juga dinilai tidak sanggup. Kalau tidak sanggup ya pasti dikurangilah," tegas JK di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (3/9/2015).

"Anda dikasih uang tapi tidak bisa dibelanjakan, ya tak usah kasih. Karena itu tidak bisa dibelanjakan kan. Itu saja sebenarnya," tambah JK.

Sanksi resmi atas ketidakmampuan mengelola dana desa sedang dibahas Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Bambang menyampaikan pemerintah kemungkinan besar akan mengurangi dana aliran khusus (DAK) daerah tersebut.

Penyaluran dana desa masih terhambat. Pemerintah akan mengeluarkan surat keputusan bersama (SKB) 3 menteri, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, serta Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, untuk mempercepat proses tersebut.

"‎Harus ada SKB 3 menteri , sehingga satu keputusan yang turun ke bupati, sehingga bupati juga tidak banyak keputusan, langsung, yang  penting dananya ke bawah. Senin harus sudah selesai," kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. (Ron/Ans)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya