Titik Panas Mencapai 1.887, Potensi Kebakaran Hutan Masih Tinggi

Menurut Sutopo, upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hukum, sosialisasi, hingga pelayanan kesehatan.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Sep 2015, 16:35 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2015, 16:35 WIB
kebakaran hutan
Kebakaran hutan (Antara)

Liputan6.com, Jakarta - Meskipun operasi darurat asap telah ditingkatkan, namun hotspot atau titik panas di Sumatera dan Kalimantan tetap meningkat. Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua, titik panas kini mencapai 1.887 yang tersebar di wilayah Sumatera dan Kalimantan, sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan diperkirakan masih tinggi.

"Berdasarkan pantauan Satelit Terra dan Aqua pada Jumat 11 September 2015 pukul 05.00 WIB terdapat 1.887 hotspot, yaitu 575 di Sumatera dan 1.312 di Kalimantan," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/9/2015).

Sutopo menjelaskan, titik panas di Sumatera masih terkonsentrasi di Sumatera Selatan 449, Jambi 93, Bangka Belitung 49, dan Riau 11. Di Kalimantan titik panas tersebar di Kalimantan Barat 508, Kalimantan Selatan 127, Kalimantan Tengah 579, Kalimantan Timur 95 dan Kalimantan Utara 4.

"Diperkirakan hingga 14 September 2015 potensi kebakaran masih tinggi karena cuaca makin kering," ujar dia.

Sementara kabut asap, kata Sutopo, saat ini masih mengepung wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Riau, sebagian Lampung, dan hampir seluruh wilayah Kalimantan, kecuali Kalimantan Utara.

"Jarak pandang pada pagi ini di Pekanbaru 500 meter, Rengat dan Pelalawan 200 meter, Jambi 500 meter, Muaro Jambi 400 meter, Kalimantan Tengah 150-700 meter, Kalimantan Selatan 500 meter," jelas dia.

Kualitas Udara Memburuk

Sedangkan kualitas udara, lanjut Sutopo, sebagian besar berada di level tidak sehat hingga berbahaya. Data sementara penderita Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Riau 14.566 jiwa, Sumatera Selatan 22.855 jiwa, dan Kalimantan Selatan 40.000 jiwa.

"Berdasarkan Badan Nasional Lingkungan Hidup Singapura, kualitas udara terus memburuk yaitu 144-167 PSI atau tergolong tidak sehat (unhealthy). Udara dinyatakan tidak sehat jika PSI antara 1001-200," papar dia.

Menurut Sutopo, upaya pemadaman api masih terus dilakukan, baik dari udara, darat, penegakan hukum, sosialisasi, hingga pelayanan kesehatan.

Sutopo mengatakan, Kepala BNPB Willem Rampangilei memimpin rapat koordinasi di Posko Satgas Siaga Bencana Asap Akibat Kebakaran Lahan dan Hutan di Palembang hari ini.

"Dia mengatakan bahwa tugas pokok dalam rencana operasi perlu serentak dalam pemadaman, pengerahan sumberdaya, mencegah terjadinya kebakaran baru, intensifkan sosialisasi, penegakan hukum," ungkap dia.
 
Sutopo menambahkan, BNPB akan menambah 1 helikopter MI-171 dari Papua ke Palembang. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan terkait perizinan penerbangan.

"1.050 Personel TNI yang diperbantukan Satgasops BNPB ditempatkan di Musi Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), dan Banyuasin," pungkas Sutopo. (Rmn/Ein)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya