Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan status Darurat Asap untuk Provinsi Riau. Penetapan tersebut menjadikan penanganan kebakaran hutan di Riau semakin ditingkatkan.
Untuk memantau perkembangan proses penanganan dan penanggulangan asap, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beserta beberapa instansi terkait akan menggelar rapat bersama pada hari ini, Selasa (15/9/2015).
"‎Direncanakan besok (hari ini) pukul 13.00 WIB di Manggala Wanabhakti rapat tingkat pusat dan sudah disampaikan kepada Bapak atau Ibu menteri yang terkait," ucap Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar dalam pesan tertulis yang diterima Liputan6.com, Senin 14 September 2015.Â
Baca Juga
Siti mengatakan, Gubernur Riau sudah mendirikan banyak posko-posko kesehatan, untuk membantu masyarakat yang menjadi korban dari keberadaan asap ini.
Siti memastikan, pemerintah serius menindak para pengusaha yang terbukti melakukan pembakaran hutan. Penindakan dilakukan dengan memberikan sanksi pidana dan perdata dan juga pembekuan izin usaha
"‎Proses hukum sedang diselesaikan dengan pelanggaran hukum pidana ditangani oleh penyidik LHK dan Polri dan pelanggaran hukum perdata oleh Kementerian LHK serta pencabutan atau pembekuan izin oleh Kementerian LHK," ujar Siti
Advertisement
Pemadaman Kebakaran Hutan
‎
‎Siti juga mengatakan, Kepala BNPB Willem Rampangilei saat ini tengah berada di Riau untuk memantau proses penanggulangan kebakaran hutan dan lahan. Dia memastikan, pemerintah terus memantau perkembangan proses pemadaman dan mengantisipasi meluasnya kebakaran tersebut.
"P‎emerintah pusat terus mengikuti perkembangan related to Riau. Dan k‎abut asap datang terpantau dari selatan yaitu dari Jambi dan Sumsel. Saya mengikuti perkembangan jam demi jam soal kabut asap sampai ke Singapura," kata dia.
Menurut Siti, upaya pemadaman terus dilakukan dengan menggunakan pesawat water bombing (pengeboman air) dan cloud seeding (pembentukan awan hujan).
"Saat ini sudah ditumpahkan sebanyak 18 juta liter di Riau dan‎ 12 juta liter di Sumsel untuk pengeboman air dan sudah ditaburkan garam untuk hujan buatan sebanyak 120 ton di Riau dan 56 ton di Sumsel dan Jambi," ujar Siti.‎ (Mvi/Ans)
‎