Wagub Djarot: Adnan Buyung Berani Melawan Arus di Era Orde Baru

Buyung merupakan sosok yang berani melawan penindasan. Sekalipun harus menanggung risiko dikucilkan semasa Orde Baru berkuasa.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 24 Sep 2015, 02:47 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2015, 02:47 WIB
20150923- Suasana Duka di Kediaman Adnan Buyung Nasution-Jakarta
Suasana duka di kediaman Adnan Buyung Nasution di kawasan Lebak Bulus, Jakarta, Rabu (23/9/2015). Adnan meninggal pada pukul 10.14 WIB di RSPI. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Dunia hukum Indonesia kehilangan sosok teladan Adnan Buyung Nasution. Almarhum menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan karena sakit yang dideritanya.

Sosok Adnan juga begitu berbekas di hati Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat. Dia tidak bisa lupa perannya dalam membentuk Yayasan Lembaga Hukum Indonesia (YLBHI).

"Saya membaca banyak buku dia, dia seorang pejuang demokrasi, punya integritas dan menyumbangkan pemikiran untuk Indonesia, termasuk salah satu pelopor pendiri LBH di Indonesia," kata Djarot di Balaikota Jakarta, Rabu (23/9/2015).

Menurut mantan Walikota Blitar itu, Buyung merupakan sosok yang berani melawan penindasan. Sekalipun harus menanggung risiko dikucilkan semasa Orde Baru berkuasa, Buyung tak pernah gentar.

"Dia berani melawan arus rezim Orde Baru waktu itu. Seorang pejuang yang patut diteladani," tambah dia.

"Saya sudah kirim karangan bunga dan kalau memungkinkan saya akan ke sana," tutup Djarot.

Adnan Buyung menghembuskan napas terakhir Rabu pagi pukul 10.14 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Pendiri LBHI ini meninggal pada usia 81 tahun. Dia masuk ke rumah sakit karena menderita sakit gigi parah. Namun, sebelumnya Adnan Buyung Nasution menderita penyakit gagal ginjal dan harus cuci darah 3 kali seminggu. (Ado/Mar)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya