Diduga Langgar Kode Etik, Ketua MPR Zulkifli Hasan Dilaporkan

Menurut Syarief, investasi dengan pengusaha bukan tugas MPR, tetapi tugas pemerintah.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 28 Sep 2015, 16:48 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2015, 16:48 WIB
20150727-Ketua-MPR-dan-Ketua-Parlemen-China1
Ketua MPR, Zulkifli Hasan (kanan) bersama Ketua Parlemen China, Yu Zhengsheng memberikan keterangan Persnya usai melakukan pertemuan tertutup di Kompleks Parlemen MPR/DPR, Jakarta, Senin (27/7/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan dilaporkan ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) oleh presidium Kaukus Indonesia Hebat (KIH), terkait dugaan pelanggaran kode etik dewan saat berkunjung ke Tiongkok pada 18 September 2015 lalu, untuk memenuhi undangan MPR Tiongkok.

Saat kunjungan itu, Zulkifli bertemu dengan pengusaha Tiongkok dalam Forum China Minsheng Investment Corp dan Maspion Group.

"Kami melaporkan Zulkifli ke MKD karena tentu saja agenda ini sudah melenceng. Mengingat ketua MPR tak selayaknya memiliki peran seperti Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang harus keliling keluar negeri untuk menarik minat investor," kata anggota Kaukus Syarief Hidayatullah saat melapor ke MKD, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (28/9/2015).

Syarief mengatakan, kehadiran Zulkifli selaku Ketua MPR dalam acara Forum China Minsheng Investment Corp dan Maspion Group, itu jauh melenceng dari jadwal. Menurut dia, investasi dengan pengusaha bukan tugas MPR, tetapi tugas pemerintah.

"Biarkan Jokowi-JK bekerja, jangan membangun kesan seolah-olah Ketua MPR pahlawan dengan berbusa-busa di hadapan pengusaha China. Setop pencitraan, Anda sekarang ketua MPR bukan menteri lagi," tandas Syarief.

Berpikir Maju

Menanggapi hal tersebut, Ketua MPR Zulkifli Hasan meminta masyarakat atau pihak yang melaporkan ke MKD agar tidak membahas masalah yang tidak substansial.

"Bangsa lain sudah sampai ke luar angkasa, kita kok masih bahas pop-dangdut, orang ketemu orang. Bangsa lain sudah bangun kapal ke luar angkasa, bangun kapal nuklir, kita jangan bahas masalah yang tak substansial. Yang penting bagaimana Indonesia ke depan bisa maju, ngomong soal kedaulatan, kemajuan ekonomi saja," kata Zulkifli.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini juga meminta pihak yang melaporkan dirinya, untuk tidak membahas hal yang tak penting seperti pertemuannya dengan pengusaha Tiongkok.

"Kita harus berpikiran maju. Apalagi mahasiswa, harus berpikiran maju. Harus bicara yang penting, jangan yang tak penting," tandas Zulkifli. (Rmn/Mut/*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya