DPR Jadi Tuan Rumah Konferensi ke-6 Parlemen Dunia Lawan Korupsi

Konferensi ini dihadiri anggota-anggota parlemen dunia, dan kali ini terfokus pada pemberantasan dan perang melawan korupsi.

oleh Gerardus Septian Kalis diperbarui 07 Okt 2015, 08:50 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2015, 08:50 WIB
20151005-Sidang Paripurna-Jakarta
Ki-Ka : Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Taufik Kurniawan dan Agus Hermanto saat mengikuti sidang paripurna, Jakarta, Senin (5/10/2015). Sebanyak 10.154 temuan BPK memuat 15.434 permasalahan. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia terpilih menjadi tuan rumah konferensi ke-6 Global Organization of Parliamentarians Againts Corruption (GOPAC). Konferensi ini berlangsung sejak 6 hingga 8 Oktober 2015, di Yogyakarta.

"Momentum ini sekaligus menunjukkan keseriusan Indonesia dalam upaya pemberantasan korupsi," kata Ketua DPR Setya Novanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/10/2015).

Politisi Partai Golkar itu mengungkapkan, konferensi ini dihadiri anggota-anggota parlemen dunia, dan kali ini terfokus pada pemberantasan dan perang melawan korupsi, terutama grand corruption.

"Tentu saja grand corruption ini merupakan fenomena yang sangat berbeda dengan korupsi pada umumnya. Karena di dalamnya tidak hanya melibatkan jumlah uang yang besar, tapi juga melibatkan para pengambil kebijakan sehingga dampaknya akan begitu terasa hingga menghambat hajat hidup masyarakat," papar Setya.

Dia melanjutkan, fokus utama grand corruption ini juga sejalan dengan tujuan DPR dalam mencapai Sustainable Development Goals, yakni mengandaikan kehidupan bangsa dan negara yang terbebas dari kemiskinan dan terbebas dari korupsi.

"Tujuan tersebut akan sulit tercapai saat negara-negara bekembang di dunia masih terkendala dengan perilaku koruptif, khususnya grand corruption," lanjut Setya.

Konferensi kali ini mengambil tema, "Bringing Perpetrators of Grand Corruption to Justice for a Sustainable World Where All Citizen can Live in Prosperity and Equility".

Berdasarkan tema tersebut, kata Setya, perlakuan yang sama di depan hukum terhadap seluruh pelaku korupsi besar harus menjadi concern bersama, agar masa depan penegak hukum sejalan dengan masa depan kehidupan umat manusia yang berhak atas kehidupan yang lebih baik.

"Seluruh anggota parlemen dunia yang hadir di tempat ini akan berdiskusi, berdebat dan berdialektika tentang upaya-upaya melawan grand corruption dengan berbagai argumentasi," ujar Setya. (Sun/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya