Liputan6.com, Serang - Sebanyak 5 warga Suku Baduy Dalam meminta Gubernur Banten Rano Karno mempertemukan mereka dengan Presiden Joko Widodo. Mereka ingin berkeluh kesah secara langsung kepada orang nomor satu di Tanah Air itu.
"Kami menilai bahwa Gubernur Banten memiliki kuasa untuk bisa mempertemukan warga Baduy dengan Presiden. Saat ke Istana, kami tidak bisa bertemu dengan Presiden," kata Ayah Mursyid, tokoh suku Baduy Dalam, saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Kota Serang, Banten, Rabu 7 Oktober 2015.
Hal ini dilakukan lantaran protokoler Istana dan penjagaan terhadap Presiden Jokowi yang terlalu ketat. Meski Suku Baduy diundang untuk menghadiri HUT Kemerdekaan Indonesia di Istana Negara, Jakarta, pada 17 Agustus 2015 dan HUT ke-70 TNI pada 5 Oktober 2015, mereka tak diberi kesempatan untuk bertemu Presiden Jokowi.
Tujuan warga Baduy bertemu Jokowi untuk meminta perhatian pemerintah pusat terkait dengan kebijakan perlindungan masyarakat adat dan hak adat.
"Kami berharap bisa menyampaikan ini semua kepada Pak Presiden," terang Mursyid.
Tak hanya itu, Mursyid menyampaikan keluh kesah warga Suku Baduy terkait semakin menyempitnya lahan pertanian adat mereka.
"Tujuan kedatangan kami ini ingin menyampaikan, lahan yang dimiliki oleh warga Baduy mulai terbatas. Hal itu seiring dengan makin berkembangnya jumlah warga Baduy," jelas Mursyid.
Wakil Jaro Tangtu Cibeo itu bercerita saat ini warga Baduy Dalam dan Baduy Luar berjumlah 11.620 jiwa yang tersebar di 64 kampung. Sebanyak 3 kampung di antaranya merupakan kampung Baduy Dalam, yakni kampung Cibeo, Cikesik dan Cikertawana.
Mursyid mengaku warga Baduy membutuhkan lahan pertanian. Sebab setiap tahunnya, warga Baduy harus berladang.
"Kami juga membutuhkan promosi agar hasil kerajinan kami laku, sehingga masyarakat Baduy memiliki peningkatan pendapatan," tegas Mursyid.
Rano Karno akan berusaha mengakomodasi keinginan para warga Suku Baduy yang disampaikan oleh Ayah Mursyid. Dia pun akan berusaha mempertemukan Suku Baduy dengan Jokowi.
"Wajar jumlah mereka tiap tahun kan bertambah dan luas (lahan pertanian) sekarang sudah mulai tidak cukup untuk warga Baduy. Sedangkan mereka butuh tempat untuk bercocok tanam," kata Gubernur Banten, Rano Karno, Rabu 7 Oktober 2015. (Bob/Ans)
Lahan Semakin Sempit, Suku Baduy Ingin Bertemu Jokowi
Tujuan warga Baduy bertemu Jokowi untuk meminta perhatian pemerintah pusat terkait dengan kebijakan perlindungan masyarakat adat dan haknya.
diperbarui 08 Okt 2015, 07:57 WIBDiterbitkan 08 Okt 2015, 07:57 WIB
Advertisement
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kronologi Tabrakan Beruntun di Bandar Lampung yang Tewaskan Seorang Pria Tanpa Identitas
Lakukan Hal Ini, Maka Malaikat akan Mendoakanmu Kata Buya Yahya
Hasil LaLiga Real Madrid vs Sevilla: Kylian Mbappe Cetak Gol Lagi, Los Blancos Sikut Barcelona
Polri Sebut Kondisi Puncak Arus Mudik Nataru Masih Berjalan Aman
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Kaleidoskop Sultra 2024: Pemprov Beli Kapal Bodong hingga Guru Honorer Dituduh Aniaya Anak Polisi
Kayana Pamerkan Skill Ciamik Pesepak Bola Wanita di Milk Life Soccer Challenge Semarang
Mudik Nataru 2025, 126.809 Pemudik Asal Sumatera Menyeberang ke Pulau Jawa
Pembangkit Terapung jadi Andalah Pemenuhan Kebutuhan Listrik Maluku saat Natal dan Tahun Baru
Saksikan Live Streaming Liga Inggris Tottenham vs Liverpool di Vidio, Segera Dimulai
Angkutan Nataru, KAI Divre IV Tanjungkarang Tambah 8.424 Kursi
6 Fakta Terkait DPP PDIP Ungkap Ada Upaya Ganggu Stabilitas Internal Partai Jelang Kongres, Siap Melawan