Liputan6.com, Yogyakarta - Musim kemarau masih akan terjadi hingga akhir tahun ini. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daerah Yogyakarta menyebut kemarau ini dampak dari El Nino, sehingga beberapa daerah mengalami kekeringan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo Untung Waluyo mengatakan kekeringan di wilayahnya semakin meluas. Merujuk data BPBD Kulonprogo, ada 200 titik kekeringan.
Menurut Untung, jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 118 titik kekeringan. 200 Titik ini ada di 6 kecamatan, yakni Kokap, Girimulyo, Kalibawang, Samigaluh dan sebagian Pengasih dan Sentolo, lalu di Panjatan dan Lendah.
"Ya dampak dari musim kemarau yakni kekeringan memang makin meluas di Kulonprogo," Ujar Untung Waluyo, saat dihubungi wartawan Sabtu (10/10/2015).
Menurut Untung kekeringan di Kulonprogo sudah melanda wilayah di tingkat RT padahal sebelumnya hanya di tingkat RW. Sementara di dalam satu RW ada beberapa RT. Oleh karena pihaknya terus memasok air ke masyarakat. Namun dropping air terkendala armada yang hanya 1 unit saja.
"Dulu kita punya 2 armada tangki air, 1 pinjam. Tapi sekarang sudah diambil jadi tinggal 1 saja, padahal kita harus dropping sampai tingkat RT, ya tidak bisa cepat," ucap Untung.
Ia meminta kepada masyarakat agar sabar menunggu dropping air karena minimnya armada. Ia pun akan segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminjam satu armada tangki air.
"Saya harap masyarakat bersabar menunggu antrean, kita akan usahakan tambahan armada," pungkas Untung Waluyo.
El Nino di Yogya
Kekeringan yang melanda berbagai daerah Indonesia diperkirakan akan sampai akhir tahun ini. Hal ini karena adanya dampak El Nino yang terjadi pada tahun ini.
Staf Data dan Informasi BMKG DIY Etik Setyaningrum mengatakan, fenomena El Nino masih akan terjadi sampai Desember 2015. Alhasil, fenomena El Nino ini menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang termasuk di Yogyakarta.
"El Nino akan sampai bulan Desember. Pada awal Januari El Nino sudah mulai luruh atau mulai menurun intensitasnya," ujar Etik di Yogyakarta, Sabtu 10 Oktober 2015.
Etik menjelaskan, dampak dari El Nino ini membuat pengurangan curah hujan sampai bulan September 2015. Hal inilah yang membuat kekeringan terjadi di Indonesia.
Pemantauan BMKG hingga September lalu, anomali suhu permukaan laut di wilayah Pasifik Tengah, El nino semakin kuat. Sejak pertengahan Agustus 2015, indeks El Nino bertahan di sekitar batas ambang El Nino kuat yaitu +2.
Dengan demikian, Etik memperkirakan El Nino menguat hingga akhir tahun 2015. Prediksi BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia mulai memasuki musim hujan pada Oktober dan November. Namun bagi daerah terkena dampak El Nino, maka hujan diprediksi terjadi mundur pada November dan Desember mendatang.
"Ini prediksi awal musim hujan 2015/2016 wilayah DIY umumnya terjadi pada bulan November dasarian (10 hari) 2 dan November dasarian 3. Kecuali Gunungkidul bagian selatan terjadi pada bulan Desember dasarian 1," ujar Etik.
Etik mengatakan adanya dampak El Nino di DIY ini ia menyarankan kepada warga Yogya untuk menghemat air. Sebab pada awal musim hujan baru akan dimulai pada pertengahan November.
"Sarannya ya, hemat air saja," pungkas Etik. (Ans/Vra)
BPBD Kulonprogo Sebut Kekeringan Capai 200 Titik
Jumlah ini lebih banyak dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 118 titik kekeringan.
Diperbarui 11 Okt 2015, 04:34 WIBDiterbitkan 11 Okt 2015, 04:34 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
5 Gambar Rambut Pria Panjang Rapi dan Keren, Inspirasi Gaya Maskulin Elegan 2025
Timnas Indonesia Menuju Piala Dunia U-17 2025, Garuda Asia Evaluasi Total
Kenapa Paskah Identik dengan Telur dan Kelinci? Ini Sejarahnya
Melihat Hasil Foto Instax di Tangan 35 Kreator Seni Lintas Bidang
Perkiraan Pemain BRI Liga 1 Barito Putera vs Persis Solo: Duel Krusial Hindari Degradasi!
KAI Daop 8 Kunjungi Media Percontohan Pembelajaran Pencegahan Krisis Planet di Jakarta Timur
Kantofi, Seni Anyaman Janur yang Menjadi Kuliner Khas Suku Muna
Sektor Barang Mewah Mulai Boncos Dampak Tarif Trump, Laba Valentino Anjlok 22% di 2024
7 Strategi Jitu Memulai Bisnis Online di 2025, Cocok untuk Pemula
Harga Dollar Hari Ini ke Rupiah 19 April 2025, Pantau Pergerakannya
Harga Pangan Hari Ini 19 April 2025: Cabai Rawit Merah Masih Mahal
Sinopsis Drakor Heavenly Ever After, Kisah Cinta Transendental Dibintangi Son Suk Ku hingga Kim Hye Ja