Menteri Khofifah: Peksos Efektif Cegah Bullying Anak di Sekolah

Menuruit Khofifah, di banyak sekolah yang berstandar internasional, pekerja sosial telah disiapkan.

oleh Audrey Santoso diperbarui 11 Okt 2015, 20:50 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2015, 20:50 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memborong batu akik di Bogor. (Liputan6.com/Bima Firmansyah)

Liputan6.com, Pati - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menilai perlu menghidupkan kembali BP3 (Badan Pembantu Penyelengara Pendidikan) di sekolah-sekolah. Hal ini jika praktik bullying kerap menimpa anak di sekolah.

"Langkah preventif pertama adalah memaksimalisasi guru kalau tidak salah dulu sebutannya BP3. Jadi psikolog di sekolah juga sudah harus mulai dihadirkan," ujar Khofifah di Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Tunas Bangsa, Pati, Jawa Tengah, Minggu (11/10/2015).

Khofifah mengatakan, upaya tersebut sudah diterapkan di banyak sekolah bertaraf internasional karena dianggap efektif membuka sumbatan komunikasi yang terjadi di sekolah. Baik antara sesama murid maupun antara guru dan murid. Namun di instansi pendidikan Indonesia, kehadiran pekerja sosial (peksos) kurang diperhitungkan.

"Sebetulnya di banyak sekolah yang berstandar internasional, mereka bahkan menyiapkan pekerja sosial (peksos). Peksos hadir di sekolah-sekolah karena ini menjadi kanalisasi dari kemungkinan sumbatan komunikasi di sekolah. Proses ini hanya belum terlalu populer di Indonesia," terang Khofifah.

Di mata internasional, kata Khofifah, profesi pekerja sosial sudah mendapat 'tempat' karena diakui manfaatnya, "Sesungguhnya sangat banyak asosiasi internasional yang sudah menempatkan peksos di tempat yang luar biasa," tukas Khofifah. (Ali/Ron)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya