Harga Minyak Jatuh 2% Setelah OPEC+ Bakal Kerek Produksi

Harga minyak Brent dan WTI masing-masing merosot 1,96% dan 2,2% yang didorong sejumlah sentimen. Salah satunya OPEC+ dikabarkan dongkrak produksi minyak.

oleh Agustina Melani Diperbarui 24 Apr 2025, 08:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 08:00 WIB
Harga Minyak Jatuh 2% Setelah OPEC+ Bakal Kerek Produksi
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak anjlok 2% pada Rabu, 23 April 2025. Koreksi harga minyak terjadi setelah sejumlah sumber mengatakan OPEC+ akan mempertimbangkan untuk mempercepat peningkatan produksi minyaknya pada Juni.

Namun, koreksi tertahan setelah laporan menyebutkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mungkin akan memangkas tarif impor minyak dari China.

Mengutip CNBC, Kamis (24/4/2025), harga minyak Brent ditutup turun USD 1,32 atau 1,96% ke posisi USD 66,12 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) merosot 2,2% atau USD 1,43 menjadi USD 62,27.

Harga minyak Brent mencapai titik tertinggi ke posisi USD 68,65, yang tertinggi sejak 4 April sebelum berita OPEC+.

Beberapa anggota OPEC+ akan menyarankan agar kelompok itu mempercepat peningkatan produksi minyak untuk bulan kedua berturut-turut pada Juni, demikian disampaikan beberapa sumber yang mengetahui hal itu kepada Reuters.

Ada ketegangan baru-baru ini di antara anggota OPEC+ mengenai kepatuhan terhadap kuota produksi.

"Saya tidak akan terkejut jika OPEC ingin meningkatkan produksi. Hal itu dapat menimbulkan kekhawatiran tentang kekompakan kartel. Mungkin mereka lelah menahan peningkatan produksi,” ujar Analis Price Futures Group, Phil Flynn.

Kedua acuan harga minyak memangkas beberapa kerugian dalam perdagangan Rabu sore setelah Kementerian Energi Kazakhstan mengeluarkan pernyataan yang mengatakan kalau Kazakshtan bukan anggota OPEC tetapi sekutu dalam OPEC+. Ini adalah peserta yang bertanggung jawab dalam komunitas energi internasional dan tertarik pada predikbilitas serta keseimbangan permintaan dan pasokan.

Kazakhstan telah membuat marah anggota OPEC+ lainnya dengan memproduksi lebih dari kuota yang dialokasikan.

"Partisipasi kami dalam OPEC+ merupakan alat penting untuk memastikan stabilitas global, menciptakan kondisi untuk pelaksanaan rencana nasional, dan menarik investasi. Kami berkomitmen untuk bekerja secara konstruktif dalam kerangka perjanjian dan memenuhi kewajiban kami," demikian mengutip pernyataan Menteri Energi Erlan Akkenzhenov.

 

Persediaan Minyak AS

Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP
Ilustrasi Harga Minyak Dunia. Foto: AFP... Selengkapnya

Sebelumnya, Akkenzhenov mengatakan kepada Reuters kalau negaranya akan memprioritaskan kepentingan nasional daripada kepentingan kelompok produsen OPEC+ saat memutuskan tingkat produksi minyaknya.

Pasar juga mendapat dukungan setelah data pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah AS naik secara tak terduga minggu lalu, sementara persediaan bensin dan sulingan turun lebih dari yang diharapkan.

"Kami melihat penurunan persediaan produk yang menggembirakan selama musim produksi," ujar Chief Investment Officer Bison Interest, Josh Young,

"Itu tampaknya belum mencerminkan potensi penurunan permintaan dari perang tarif perdagangan Trump,” ia menambahkan.

 

Potensi Keringanan Tarif

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)... Selengkapnya

Berita tentang tarif juga membantu menahan beberapa penurunan harga minyak. Pemerintahan Presiden AS Donald Trump akan mempertimbangkan penurunan tarif atas barang-barang impor China sambil menunggu pembicaraan dengan Beijing, sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada Rabu, menambahkan bahwa tindakan apa pun tidak akan dilakukan secara sepihak.

Tarif Tiongkok kemungkinan akan turun menjadi antara 50% dan 65%, menurut laporan Wall Street Journal, mengutip seorang pejabat Gedung Putih.

Menteri Keuangan AS Scott Bessent yakin tarif yang terlalu tinggi antara AS dan Tiongkok harus diturunkan sebelum negosiasi perdagangan dapat dilanjutkan.

Trump telah menarik diri dari ancaman pemecatan Ketua Federal Reserve Jerome Powell setelah berhari-hari mengkritik Fed karena tidak memangkas suku bunga, meredakan kekhawatiran investor tentang ketidakpastian ekonomi.

AS mengeluarkan sanksi baru yang menargetkan seorang raja pelayaran Iran yang jaringannya menangani gas minyak cair dan minyak mentah Iran senilai ratusan juta dolar AS.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya