Liputan6.com, Jakarta - Delea Nur Alvita (20), mahasiswi Semester V Jurusan Tata Rias Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ditemukan tewas di kawasan Cianjur, Jawa Barat. Tewasnya Delea masih menyisahkan misteri. Pihak keluarga menyakini mahasiswi berkerudung itu tewas bukan karena kecelakaan tapi ada sebab lain.
Di bagian lain, dugaan sementara polisi menyatakan, Delea tewas setelah motor tunggangannya menabrak pohon mahoni di pinggir jalan.
Tak hanya menabrak pohon, Kanit Laka Lantas Polres Cianjur Ipda Tenda Sukendar mengatakan, motor bernopol B 4936 TDQ yang dibawa Delea juga diduga menghantam tembok gapura.
Advertisement
"Hasil pemeriksaan dokter forensik, luka itu identik akibat kecelakaan. Tapi kita juga masih mengumpulkan keterangan-keterangan lain. Hasil visum Delia baru akan keluar Kamis," kata Tenda saat dihubungi dari Jakarta, Selasa 10 November 2015.
"Olah TKP tadi kami menemukan bercak-bercak darah dan bekas motor jatuh. Juga ada bekas motor nabrak gapura. Di pohon juga ada bercaknya. Dari pohon terpental ke gapura," ujar Tenda
Diduga Delea kehilangan konsentrasi karena kelelahan saat mengendarai motor. Apalagi perjalanan cukup jauh dari Jakarta hingga ke Cianjur pada malam hari. Terlebih, mahasiswi berkerudung itu belum begitu mahir mengendarai sepeda motor.
"Disinyalir si korban ini belum lancar berkendaraan. Pada waktu itu kan jam-jam ngantuk. Fisik kan pasti sudah menurun," tutur dia.
Tenda menjelaskan, korban diduga tewas akibat mengalami benturan keras di bagian kepala. Bahkan helm yang digunakan ditemukan dalam kondisi sudah pecah. Akibat kecelakaan itu pula, ditemukan sejumlah luka di bagian kepala dan kaki korban.
Berdasarkan keterangan saksi, Uci Sanusi, yang saat itu berada di sekitar lokasi kejadian, sepeda motor Delea oleng saat bersimpangan dengan truk. Kuat dugaan, mahasiswi 20 tahun ini terjatuh karena kaget dan kehilangan keseimbangan, bukan terserempet truk.
"Disinyalir kaget, oleng ke kiri dan menabrak pohon mahoni. Truk hanya berpapasan. Tidak kena motor korban," ujar Tenda.
Delea diduga mengalami kecelakaan di Jalan Raya Bandung, Kampung Pasir Nangka, Desa Sukasirna, Kecamatan Sukaluyu, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Minggu 8 November sekitar pukul 01.30 WIB.
Korban pertama kali ditemukan oleh saksi Uci Sanusi, kemudian dilaporkan ke kepolisian setempat.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti menyatakan, pihaknya masih mendalami peristiwa itu dan menunggu perkembangan penyelidikan Polres Cianjur.
"Semua masih didalami. korban sudah meninggal, TKP di Cianjur. Kalau Polres Cianjur bilang ada kejanggalan, baru kita dalami," terang Krishna.
Krishna menambahkan, dirinya sudah berkordinasi dengan Polres Cianjur untuk menindaklanjuti bila ada kejanggalan tewasnya Delea. "Sementara masih dugaan kecelakaan tunggal," ucap Krishna.
Dibonceng Pria
Kecurigaan Delea tewas bukan karena kecelakaan menguat. Sabtu malam 7 November, Delia dikabarkan sedang berada di kolam renang bersama seorang pria. Hal ini pun diamini oleh resepsionis dan supervisor kolam renang Arcici Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
"Dia itu tamu kolam kita terakhir waktu sabtu malam itu. Dia mau ambil helmnya. Memang sama lelaki. Bahkan saya sempat melihat Delia diboncengi lelaki itu," ujar Supervisor Kolam Renang Arcici, Ristanto (52) kepada Liputan6.com, Rabu 11 November.
Meski demikian, Ristanto tidak mengetahui pria tersebut siapa dan bagaimana wajahnya.
"Saya enggak tahu. Kan mau tutup, selain gelap, saya enggak ngeh," ujar alumni Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu.
Ristanto pun membantah, bahwa banyak anggapan bahwa Delia dihipnotis oleh pria tersebut. "Pulangnya itu ceria. Dia itu pamit dengan saya kok langsung," ungkap Ristanto.
Senanda, resepsionis yang menemani Ristanto di Sabtu malam itu, Partini (32) juga mengamini bahwa Delia pergi dengan seorang pria. Meski demikian dirinya tidak mengetahui siapa lelaki tersebut.
"Sepertinya masih muda enggak tua. Tapi saya enggak ngeh itu siapa. Namanya tamu, masa kita awasi terus. Tapi bener dia pulangnya diboncengi, naik motor," ungkap Partini.
Dikenal Baik dan Pintar
Meninggalnya Delea tidak hanya mengundang duka bagi keluarganya, sejumlah sahabatnya juga mengungkapkan kesedihan mendalam atas peristiwa tragis yang menimpa rekannya tersebut.
Risa (19) sahabat satu kosan Delia mengatakan, wanita yang akrab disapa Dele itu adalah sosok periang, serta tidak tertutup. Bahkan dia pun menyebut Dele merupakan sosok yang berani dan nekat, di tengah kesupelannya.
"Si Dele itu anaknya pinter, baik banget. Cuma itu nekatan, berani juga, bahkan mauan," ujar Risa saat ditemui Liputan6.com di kostan Delia, Jakarta, Rabu 11 November 2015.
Meski demikian, Risa merasa bertanya apa yang membuat Dele nekat naik motor sendiri ke Bandung. "Itu yang saya heran, kenapa dia berani naik motor ke Bandung," tutur Risa.
Sahabat Dele lainnya, Febrian (21) pun membenarkan bahwa Dele tidak pamit kepada dirinya.
"Iya Sabtu pagi itu dia ngajar renang, ke Gading dulu, habis itu pulang ke kosan. Terus berangkat lagi. Tapi enggak ada yang tahu dia mau ke Bandung naik motor," ujar Febri.
Para sahabatnya pun tak ada rasa jika harus ditinggal oleh Dele dengan cepatnya.
"Enggak ada firasat sih. Atau ngerasa apa. Tapi saat dipikir-pikir lagi, sebulan sebelum almarhumah Dele meninggal dia sering ngajakin salat semuanya," kata Febrian.
Febrian juga mengungkapkan bukan hanya mengajak salat, Dele pun mengatakan ingin membahagiakan teman satu kostannya.
"Iya Dele jadi rajin salat, makin rajin gitu. Terus bilang mau bahagiain teman satu kostannya," kata dia.
Bukan hanya itu saja, usai meninggalnya almarhum, kamar kosnya di daerah Rawamangun, Jakarta Timur itu, kosong, walaupun barang-barangnya belum ada yang memindahkan.
Meski tak melihat secara sekilas, Febrian mengungkapkan merasa didatangi arwah Dele.
"Ya kita sih percaya enggak percaya, tapi saya merasa Dele hadir. Waktu kemarin, pintu kamar saya seakan ada yang buka, terus kamar mandi nyala sendiri. Kita enggak takut, cuma sering kebayang aja sosok Dele. Namanya teman dekat, merasa kehilangan saja," ungkap Febrian.
Febrian mengatakan Dele baru bisa mengendarai motor. "Motor itu kalau enggak salah datang Rabu atau Kamis. Sehari motor itu datang, baru bisa naik motor. Belum punya SIM juga," ujar Febrian.
Bukan hanya itu. Febrian juga mengungkapkan bahwa dia bersama teman-teman satu kostannya sempat menjajal motor Dele dan membantu mengendarainya.
"Kita nyobain motornya. Kita yang ngajarin dia juga di kompleks perumahan. Masih susah almarhum mengendarai motornya. Yang ngajarin bukan saya tapi Rere," tutur dia.
Namun, saat ingin dikonfirmasi, Rere sedang tidak berada di kostan dan berada di kampus untuk kuliah.
Febrian pun tak habis pikir, kenapa Dele, sahabatnya, yang belum mahir itu, berani mengendari motor ke Bandung.
"Saya enggak tahu, kenapa dia berani. Itu yang kami ingin tahu alasannya. Kenapa dia harus ke Bandung," tutup Febrian.
Keluarga Masih Penasaran
Kecelakaan tragis menewaskan Delea masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga. Sebelum kejadian, mahasiswi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) itu sempat bertemu pria misterius di kolam renang Arcici, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu 7 November 2015 malam.
"Jadi tanda tanya besar buat kami keluarga terkait hal itu (pertemuan Delea dengan pria misterius), ujar ayah Delea, Dadan Gandara saat dihubungi Liputan6.com, Sukabumi, Jawa Barat, Rabu 11 November 2015.
Tak hanya itu, keluarga juga masih menyangsikan kebenaran penyebab kematian Delea. Sebab, kerusakan motor yang dikendarai korban cukup parah. Apalagi Polres Cianjur menduga korban panik dan oleng ke kiri saat ada truk yang berpapasan dengan dirinya.
"Juga soal kecelakaannya apakah memang kecelakaan tunggal atau tabrak lari. Soalnya dari kondisi motornya rusak berat. Apa mungkin kecelakaan tunggal kerusakan separah itu," tutur dia.
Meski demikian, Dadan mengaku pihaknya belum menggali perkembangan penyelidikan yang dilakukan Polres Cianjur. Sebab, saat ini keluarga masih dalam suasana duka dan menemui kerabat yang melayat.
"Belum dapat kabar (perkembangan penyelidikan). Kami masih dalam situasi berkabung. Kami juga belum menanyakan lagi," kata Dadan. (Ron/Ado)