Kisah Teroris Paris Sambangi Ponpes Bandung

Saat mendatangi ponpesnya, Imang mengaku agak kesulitan berkomunikasi.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 19 Nov 2015, 20:29 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 20:29 WIB
Teror Paris
Menara Eiffel dengan kembali dibuka untuk umum sejak insiden berdarah pada hari Jumat. (Metro)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang tersangka teror Paris, Frederick, dikabarkan pernah tinggal di Bandung, Jawa Barat. Ia berada di Kota Kembang sekitar tahun 2005. Selama di kota berjuluk Paris Van Java itu, pria bernama lengkap Frederick C Jean Savi (41) tersebut kerap mendatangi sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Bandung.

Salah satu pesantren yang disinggahi Frederick adalah Ponpes pimpinan Kiai Haji Imang Abdul Hamid, Al-Jawami, yang terletak di Jalan Al-Jawami, RT 03 RW 21, Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung.

Imang Abdul Hamid mengakui Frederick pernah mendatangi Ponpesnya. Pria asal Prancis itu setidaknya 4 kali berkunjung ke Ponpes Al Jamawi.

Yang pertama dia diantar oleh seseorang yang tidak diketahui namanya. Sedangkan yang kedua dan ketiga datang sendiri. Frederick datang keempat kalinya bersama istri dan 2 anaknya saat pamitan balik ke Maroko, negara asal istrinya.

"Kejadiannya sekitar tahun 2005-2007. Agak lupa persisnya soalnya sudah lama banget," ucap Imang saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (19/11/2015).


Imang menyatakan, tidak ada yang aneh saat Frederick datang. Sebagai tuan rumah yang baik, pihaknya berusaha menjamu sewajarnya tamunya tersebut.

"Dia datang untuk melihat langsung suasana pendidikan Islam di daerah," kata dia.

Imang tidak tahu alasan mengapa Frederick memilih ponpesnya sebagai tempat berkunjung. "Mungkin karena ponpes kita yang tertua di Bandung Timur, jadi dia datang ke sini," sambung dia.

Saat mendatangi ponpesnya, Imang mengaku agak kesulitan berkomunikasi. Sebab Frederick hanya bisa berbahasa Prancis. Sedang Imang hanya bisa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

"Jadi komunikasinya lebih sering pakai bahasa tangan. Dia berkunjung juga tidak lama, hanya 10-15 menit," ujar Imang.

Imang tak menyangka Frederick akan menjadi pelaku teror di kemudian hari. Menurut Imang, saat datang ke ponpesnya tidak ada kesan aneh dari penampilan Frederick.

"Gayanya seperti mahasiswa, santai pakai kaos oblong dan celana jeans. Nggak pakai gamis atau berpeci gitu," ucap Imang.

Imang mengaku mengetahui sosok yang pernah mendatangi pondok pesantrennya adalah pelaku teror Paris dari orang lain.

"Saya tahunya dari Pak Kapolsek (Cileunyi). Dia bilang Frederick itu pernah datang ke sini dulu. Saya kaget mendengarnya," kata dia.

Imang menolak, kasus Frederick yang pernah mendatangi pondok pesantrennya menjadi pembenaran bahwa pesantren adalah tempat untuk mendidik teroris.

"Kita selalu mengajarkan Islam rahmatan lil alamin. Islam yang damai untuk semua. Kita nggak pernah mengajarkan kekerasan atau teror. Kalau tahu dia akhirnya akan menjadi pelaku teror, tentu kita akan menolak kedatangannya waktu itu," tutup Imang. (Ron/Sun)
   

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya