Alasan Ahok Pindahkan Jembatan Penyeberangan ke Jalur Bawah Tanah

Menurut Ahok, tipe jembatan penyeberangan yang bisa bongkar pasang membuat proses relokasi lebih mudah.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Nov 2015, 14:30 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2015, 14:30 WIB
20151008-Jokowi Ajak Ahok Tinjau Pengeboran Terowongan MRT di Senayan
Presiden Jokowi didampingi Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama dan Dirut MRT Jakarta Dono Boestami (ketiga kanan) meninjau pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) titik lokasi Patung Pemuda, Senayan, Jakarta, Kamis (8/10). (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, akan dibongkar. Sebagai gantinya, warga menyeberang melalui jalur bawah tanah.

Jembatan-jembatan yang sudah ada saat ini akan dibongkar. Setelah itu, jembatan akan dipindahkan ke lokasi lain di luar jalur Mass Rapid Transit (MRT).

"Jembatan mau di kemanain? Itu kan lock down, dibuka, dipindahin ke daerah lain yang tidak ada MRT," kata Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balaikota, Jakarta, Jumat (20/11/2015).

Tipe jembatan penyeberangan yang bisa bongkar pasang membuat proses relokasi lebih mudah. Ahok menilai, masyarakat lebih senang menyeberang melalui bawah tanah.


"Karena orang akan lebih seneng lewat bawah pakai AC. Karena antargedung pakai AC," tutup Ahok.

Ahok sebelumnya mengatakan, Jalan Thamrin-Sudirman tidak ada lagi gedung yang dipagar. Selain itu, sudah tidak ada lagi jembatan penyeberangan orang atau JPO di sepanjang jalan itu.

Sebagai gantinya, lokasi jembatan penyeberangan akan digantikan dengan jalur bawah tanah. Jalur penyeberangan bawah tanah ini juga akan disesuaikan dengan lokasi stasiun MRT.

Seluruh pagar gedung di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman akan dibongkar. Sebagai gantinya, pemilik gedung bisa membuat restoran di halaman gedung. Trotoar di lokasi itu juga akan direvitalisasi. (Rmn/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya