Pembalakan Liar Paksa 'Winnie The Pooh' Turun Gunung

BKSDA Sumbar meminta agar warga tidak menembak mati maupun menyakiti satwa dilindungi itu.

oleh Muslim AR diperbarui 11 Jan 2016, 09:09 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2016, 09:09 WIB
20151118--Penjualan-Satwa-Langk-Jakarta-YR
Satu ekor beruang madu berada di dalam kandang sebagai barang bukti sindikat jual beli satwa dilindungi dan menangkap enam tersangka, Jakarta, Rabu (18/11). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Seekor beruang madu berusia 8 bulan terperangkap jerat yang dibuat Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar). Perangkap itu dipasang persis di belakang dinding sekolah dasar di Aro Suka, Kabupaten Solok, Sumbar.

"Kami harus menunggu sekitar 2 hari untuk menangkap beruang ini. Perangkap kami pasang pada Rabu, lalu beruangnya tertangkap pada Jumat tengah malam dan baru bisa dievakuasi pada Sabtu," ujar Kepala Satuan Polisi Hutan (Kasatpolhut) BKSDA Sumbar Zulmi Gusrul pada Liputan6.com, Minggu 10 Januari 2016 malam.

Berdasarkan laporan warga, aksi beruang madu dianggap mengganggu karena menghabiskan jagung di ladang. BKSDA sejauh ini baru berhasil menangkap seekor beruang madu, masih 2 ekor yang berkeliaran. Zulmi mengatakan turun gunungnya para beruang itu disebabkan habitat mereka terganggu pembalakan liar.  

"Beruang ini terpaksa memasuki areal pemukiman warga, memakan ternak dan merusak ladang, karena habitat mereka sudah terganggu dengan illegal logging, perluasan lahan oleh warga dan rusaknya ekosistem yang ada di hutan," kata Zulmi.

BKSDA berinisiatif untuk membuat perangkap demi menghindari amuk warga yang berencana menembak satwa dilindungi itu. Penangkapan beruang tersebut merupakan yang pertama kali pada 2016.

"Kami membujuk warga dan memberikan mereka pilihan dengan tidak menyakiti warga. Dan, kami akan melepasliarkan beruang ini jauh dari pemukiman," ujar Zulmi.

Warga kini mengkhawatirkan keberadaan 2 ekor beruang lainnya karena baru seekor yang diamankan BKSDA. Untuk itu, Zulmi mengimbau agar warga aktif memasang perangkap untuk menjerat kedua ekor beruang liar sebelum direlokasi ke tempat baru. Ia meminta agar warga tidak menembak mati maupun menyakiti satwa dilindungi itu.

"Mereka hanya terganggu habitatnya, bukan berniat menyerang pemukiman warga. Kami berharap, warga juga membantu BKSDA untuk menangkap beruang tersebut tanpa harus menyakiti mereka," ucap Zulmi.

2 beruang lainnya yang juga ikut dilaporkan itu masih berada di habitatnya. Zulmi berharap kedua beruang madu itu tidak lagi menganggu warga. Sedangkan, beruang yang ditangkap kemarin telah dilepaskan ke hutan belantara di daerah Kabupaten Pasaman.

"Ini baru saja kami lepaskan ke dalam hutan yang jauh dari pemukiman warga," kata Zulmi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya