Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mendesak pihak kepolisian untuk mengusut insiden pembakaran puluhan barak yang dihuni eks anggota Gafatar, di Mempawah, Kalimantan Barat, Selasa 19 Januari 2016. Menurut Ketua Komnas HAM Nur Kholis, aksi perusakan tersebut tidak bisa ditolerir dan termasuk kriminal.
"Kita desak agar segera diumumkan siapa yang melakukan penyerangan. Tidak sebatas itu, diungkap apakah ada aktor lebih kuat," tegas Nur Kholis dalam diskusi 'Astaga Gafatar', di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).
"Harus diusut kenapa tiba-tiba ada penyerangan terhadap Gafatar. Ini kan inhuman, tidak manusiawi, kita pertontonkan kekerasan, ada anak-anak pula di situ," dia menambahkan.
Di tempat sama, Wakil Koordinator Komisi Orang Hilang dan Tidak Kekerasan (KontraS) Puri Putri Kencana menilai, ada kejanggalan dalam peristiwa pembakaran kamp Gafatar Selasa lalu.
Baca Juga
"Tidak ada pencegahan atas aksi pembakaran yang terjadi di Menpawah kemarin," kata Puri.
Anggota Komisi III DPR Taufiqulhadi mengatakan, pihaknya akan mengkonfirmasi persoalan tersebut kepada Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Senin 25 Januari 2016.
"Kita Senin besok akan rencanakan panggil dan sudah terjadwal untuk Rapat Kerja dengan Kapolri. Di dalam itu akan kita tanya soal persoalan Gafatar," ujar Taufiq.
Komisi III, kata Taufiq, ingin mengetahui peran polisi dalam mengantisipasi hal tersebut.
"Kita mau tanya ke polisi apakah ada faktor lalai dalam konteks mengamankan warga masyarakat sehingga terjadi kekerasan di Kalimantan Barat," ujar dia.
Peristiwa pembakaran terjadi Selasa 19 Januari 2016 sore sekitar pukul 15.20 WIB. Massa yang datang dari berbagai wilayah kesal karena evakuasi eks anggota Gafatar terkesan lambat.
Advertisement
Maka terjadilah aksi pembakaran kamp itu. Tak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kerugian ditaksir hingga ratusan juta rupiah.
Aksi massa itu membuat ketakutan bagi eks Gafatar yang terdiri dari orang dewasa, manula, anak serta balita. Aparat keamanan yang ada di lokasi kejadian pun tak bisa berbuat banyak. Padahal, aparat dari Polres Mempawah, Polda Kalbar, dan TNI dipersenjatai lengkap.