Menko Luhut Dalami Keterlibatan Napi Bom Tentena di Teror Jakarta

Sementara soal adanya dana dari Australia untuk operasional teror Jakarta, Luhut membantahnya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 27 Jan 2016, 15:38 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2016, 15:38 WIB
20160114-Ini Foto Pelaku Teror Sarinah?-Jakarta
Di tengah kepanikan pasca ledakan di Jalan Thamrin, Jakarta, seorang pria yang diperkirakan berusia antara 20-30 tahun, berpakaian kaos dan bertopi hitam serta membawa ransel merah, tiba-tiba mengeluarkan senjata, Kamis (14/1). (REUTERS/Veri Sanovri/Xin)

Liputan6.com, Jakarta - Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menciduk terpidana kasus bom Tentena, Sulawesi Tengah, yang mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kembang Kuning Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Pria bernama Syaiful Anam diduga berkomunikasi teror Jakarta.

Dia juga diduga ikut mendanai aksi yang terjadi Kamis 14 Januari 2016 di Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta itu.

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan sudah mendengar penangkapan itu. Namun dia tidak mengetahui tentang peran Anam di teror Jakarta.

"Memang ada cerita Bahrun Naim begitu canggih, atau ada kontak dengan Anam di Nusakambangan," ujar Luhut di kantornya, Jakarta, Rabu (27/1/2016).

"Akan kami selidiki segera," lanjut dia.

Sementara soal adanya dana dari Australia untuk operasional teror Jakarta, Luhut membantahnya. "Dana dari Australia itu masuk hampir Rp 7 miliar tapi bukan untuk aksi di Thamrin," pungkas Luhut.

Sebelumnya, Syaiful Anam alias Mujadid alias Brekele alias Idris alias Joko diduga memegang peranan dalam aksi teror di Jalan MH Thamrin, Jakarta. Dia pun dicokok Densus 88 pada Senin 18 Januari 2016.

Densus 88 Antiteror yang terdiri dari 15 personel mendatangi blok khusus yang dihuni Syaiful Anam sekitar pukul 13.45 WIB.

Pada penggeledahan itu, Densus 88 menemukan telepon genggam dan penguat sinyal. Telepon genggam itu diduga milik Syaiful.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya