Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer telah dimulai. Namun, proyek yang diresmikan pembangunannya pada Kamis 21 Januari 2016 itu masih menuai pro dan kontra.
Wakil Ketua DPRÂ Fadli Zon salah satu orang yang tidak setuju dengan pembangunan ini. Politikus Gerindra tersebut mengatakan sejak awal proyek pembangunan kereta cepat ini tidak jelas dikarenakan tidak begitu diperlukan.
"Saya melihat sejak awal memang (kereta cepat) sangat tidak jelas karena berdasarkan studi yang dilakukan oleh staf kepresidenan memang tidak layak karena kita tidak lihat urgensinya," ungkap Fadli Zon di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/2/2016).
Menurut dia, Indonesia sudah punya kereta dari PT KAI untuk ke Bandung. Adapula jalan bebas hambatan Cipularang.
Baca Juga
Dia menilai seharusnya pemerintah menghentikan proyek kereta cepat ini. Mumpung, lanjut dia, persiapannya belum dijalankan.
"Seharusnya pemerintah menghentikan kereta cepat karena persiapannya belum jalan. Jelaskan dulu kereta cepat ini untuk siapa, apakah untuk masyarakat atau untuk siapa," ucap Fadli.
Menurut dia, Presiden Joko Widodo akan salah jika tetap melakukan proses pembangunan kereta cepat ini.
"Presiden salah kalau menabrak aturan yang dibuat oleh negara. Presiden juga punya kesamaan di mata hukum. Dan walau pun ini perintah presiden, enggak boleh nabrak-nabrak peraturan yang ada. Rakyat saja disuruh taat peraturan," kata Fadli.
Presiden Jokowi telah menegaskan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung masuk ke dalam proyek infrastruktur strategis nasional. Proyek ini juga tertuang dalam Lampiran Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang telah ditandatanganinya pada 8 Januari 2016.
"Kereta cepat Jakarta-Bandung adalah bagian dari rencana besar kita menghubungkan kota-kota besar di Jawa dan luar Jawa," tulis Presiden Jokowi melalui akun Twitternya @jokowi, Kamis 28 Januari 2016.
Presiden menegaskan, kereta api merupakan masa depan transportasi massal di Indonesia. Karena itu, kota-kota yang padat penduduknya harus sudah menggunakan moda transportasi ini.
Advertisement