Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi bertemu dengan Sekretaris Dewan Pertahanan Nasional Rusia Nikolay ‎P Petrushev di Istana Kepresidenan, Jakarta. Sejumlah kerja sama disepakati dalam pertemuan tersebut, di antaranya kerja sama di bidang intelijen dan informasi.
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, upaya penguatan kerja sama intelijen dengan Rusia merupakan hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Sebab, Rusia merupakan salah satu negara yang mempunyai teknologi intelijen yang cukup maju bila di banding negara-negara lainnya.
‎"Rusia ini kan punya badan intelijen yang sangat canggih. Menurut saya tidak kalah canggih dengan Amerika Serikat dan selama ini kita kurang bekerja sama dengan mereka, tidak ada salahnya juga kita kalau berbagi intelijen dengan mereka," ujar Luhut di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu, (10/2/2016).
Baca Juga
Â
Luhut mengatakan, salah satu bentuk kerja sama tersebut yaitu pertukaran informasi penting yang menyangkut kepentingan nasional masing-masing antarnegara. Selain itu, juga upaya penguatan hubungan antara 2 lembaga intelijen dengan melakukan pelatihan bersama atau perjanjian-perjanjian lainnya yang terkait dengan bidang intelijen.
"‎Ya kan banyak, ada pertukaran, mungkin training, peralatan dan macam-macam hal. ‎Bisa juga pertukaran informasi kalau dibutuhkan, apalagi dalam menghadapi narkoba, terorisme dan ancaman lainnya," ucap dia.
Luhut pun menilai, peningkatan kerja sama di bidang intelijen, pertahanan, dan keamanan akan terus diperkuat dengan pihak Rusia, terlebih selama ini Indonesia lebih banyak melakukan kerja sama pertahanan dan keamanan dengan negara-negara barat dibanding negara-negara Eropa Timur seperti Rusia.
"Tidak ada salahnya juga kita kalau berbagi intelijen dengan mereka. Selama ini kita terlalu banyak bekerja sama dengan negara-negara barat," pungkas Luhut.
Advertisement