Tito Ingin Teroris Ditahan di Sel Khusus Tanpa Alat Komunikasi

Kepala BNPT Tito Karnavian menjelaskan, yang dimaksud penjagaan maksimal adalah menutup ruang gerak teroris, terutama soal komunikasinya.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 17 Mar 2016, 17:46 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2016, 17:46 WIB
20150704-Diskusi Kemanan Jelang Lebaran-Jakarta-Tito Karnavian
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Tito Karnavian dalam diskusi ‘Keamanan Jelang Lebaran’, Jakarta, Sabtu (4/7/2015). Dalam kesempatan itu, Tito membeberkan empat kejahatan yang paling utama jelang lebaran. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Nasional Pemberantasan Teroris (BNPT) Irjen Tito Karnavian mengatakan, sel-sel tempat menahan teroris masih belum efektif, karena mereka masih bisa melakukan perencanaan aksi teror di tempat penahanan.

Tito pun mengemukakan wacana agar teroris ditempatkan dalam sel khusus dengan penjagaan maksimal.

"Harus ada sistem, entah dengan dibuat tempat penjara tersendiri atau seperti apa, yang jelas ada maximum security (penjagaan maksimal)," kata Tito di Gedung Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (17/3/2016).


Tito menjelaskan, yang dimaksud penjagaan maksimal adalah menutup ruang gerak teroris, terutama soal komunikasinya. Mereka tidak boleh berhubungan dengan dunia luar.

"Maximum security itu mereka tidak boleh dan diawasi keras supaya tidak menggunakan handphone, internet, atau alat komunikasi lain," ujar mantan Kapolda Metro Jaya ini.

Tito juga menginginkan ada perbedaan sel untuk menampung teroris. Sel itu dibagi menjadi 3 jenis, sel khusus kelompok inti, sel khusus kelompok pendukung, dan sel khusus simpatisan. Tiap jenis sel memiliki penanganan yang berbeda.

"(Khusus sel kelompok inti) Kalau tidak bisa dimodernisasi, mereka harus dibatasi komunikasinya," pungkas Tito.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya