Liputan6.com, Yogyakarta - Kapten Cpn Agung Kurniawan menjadi korban jatuhnya helikopter TNI AD di Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu 20 Maret 2016. Pihak keluarga ikhlas dengan meninggalnya Agung.
Keluarga Agung di rumah duka Mergangsan III / 1171 Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Yogyakarta awalnya ingin Agung dimakamkan di Yogyakarta. Namun mereka ikhlas Agung dikebumikan di Taman Makam Pahlawan (TMP) di Kalibata, Jakarta Selatan karena gugur saat menjalankan tugas negara.
Dwi Mariyanto, kakak sepupu Agung mengatakan, saat ini keluarga Agung yaitu ayahnya Ponimin dan ibundanya Sumirah, mertua, istri dan 3 anaknya berusia 8 tahun, 6 tahun, 5 bulan serta adiknya Bobby Kurnia Adi Saputra berangkat ke Jakarta. Ayah Agung merupakan anggota TNI AD yang bertugas di Kodim Ambarawa.
Baca Juga
"Anak negara, ya kalau harus dimakamkan di taman makam pahlawan yang di sana (Jakarta) kami harus ikhlas dan legowo. Kami bangga karena salah satu anggota keluarga kami dimakamkan di Kalibata," ujar Dwi di rumah duka, Yogyakarta, Senin (21/3/2016).
Cita-cita jadi Tentara
Advertisement
Dwi menuturkan, Agung merupakan lulusan dari Akmil tahun 2003. Pria kelahiran 3 April 1982 itu memiliki karier yang bagus di TNI AD. Sebab Agung merupakan anak yang cerdas, pintar, dan memiliki tekad kuat.
"Karier bagus, anaknya cerdas, cita citanya ingin jadi tentara. Uang sakunya untuk bantu biaya sekolah, dia berangkat naik sepeda. Soalnya bapaknya juga seorang tentara, orangnya aktif. Dia memang ingin jadi tentara," tutur Dwi.
Dwi mengatakan, Agung merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Adiknya yang bernama Bobby ikut pergi ke Jakarta untuk menyaksikan prosesi pemakaman. Sementara 2 adiknya tidak bisa melihat yaitu Desi Kurniawati dan Chandra Kurniatmaja.
"Pamitnya sama adiknya Desi, Sabtu pagi. Pamit dulu kalau saya tugas di Poso. Pamit sama Mba Desi makanya shock dia," ujar Dwi.
Dwi mengatakan, Agung beberapa kali selamat dalam bertugas. Saat helikopter jatuh di Medan, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu, seharusnya Agung yang bertugas sebagai pilot. Namun dia mengalami kecelakaaan sehingga lolos dari maut.
"Pernah ada yang jatuh helikopter di Medan dan kedua helikopter turun di alun-alun Solo, nah itu Mas Agung," ujar dia.
Suasana sedih di rumah duka Agung. Desy, adik kandung Agung masih shock dengan kejadian yang menimpa kakaknya. Para pelayat masih berdatangan memberikan dukungan.
Helikopter jenis Bell 412 EP dengan nomor HA-5171 jatuh sekitar pukul 18.30 Wita. Dugaan sementara, helikopter yang ditumpangi Danrem 132 Tadulako Kolonel Saiful Anwar dan 12 penumpang lainnya itu jatuh setelah tersambar petir akibat cuaca buruk di lokasi kejadian. Akibatnya, seluruh penumpang meninggal dunia.