Liputan6.com, Jakarta - Suasana di kawasan Jalan Bangka IX, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Jumat 25 Maret 2016 terlihat sepi. Aktivitas warga di sekitar lokasi pun berlangsung normal.
Situasi mendadak tegang saat sejumlah petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan tiba-tiba menangkap seseorang bernama Irwan Yusuf yang sedang mengemis. Pria berpakaian lusuh itu berusaha berontak dan sempat meloloskan diri. Namun tubuh pria bertubuh tambun itu dengan cepat petugas berhasil menangkapnya kembali.
Baca Juga
"Kemarin pas ditangkap dia sempat lari. Jadi pas dia jalan di sini tiba-tiba ada petugas, sudah kepegang dia terus lari. Dicegat sama petugas, ada sekitar 5 orang. Warga di sini cuma ngelihatin saja," ucap warga sekitar Syahda saat ditemui Liputan6.com di lokasi, Senin 28 Maret 2016.
Advertisement
Sosok Irwan terungkap setelah polisi mendapatkan kabar dari warga sekitar jalan Bangka, yang menyebutnya bahwa dia merupakan ayah dari artis cantik Marshanda. Kala Irwan dinaikkan ke dalam mobil Dinsos dibawa ke Panti Sosial Bina Insani 2, Cipayung, Jakarta Timur, 3 warga yang membantu evakuasi itu menyebut pria tersebut adalah ayah artis Marshanda.
"Warga bilangnya begitu. 'Ayahnya Marshanda itu, Pak'. Tapi saya enggak percaya. Makanya saya tanya ke dia," kata petugas TRC Sudinsos Jaksel Sutikno Rino.
Saat ditanya, sang pria berbadan gempal tersebut mengaku bukan ayah dari Marshanda. Kepada petugas, Irwan menuturkan dirinya memang dekat dengan keluarga Marshanda namun bukan sebagai ayahnya.
"Irwan ini katanya waktu muda dulu pernah bekerja dengan ibunya Marshanda, dengan Marshanda pas waktu main sinetron, memang deket banget," kata Sutikno.
Namun begitu, teka-teki sosok Irwan sesungguh terjawab setelah Chaca, panggilan akrab Marshanda, mengakui semua itu. Mantan istri Ben Kasyafani itu menegaskan bahwa Irwan Yusuf adalah ayahnya.
Derita Sang Ayah
Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin menuturkan, kala petugas mengamankan, Irwan hanya mengenakan kaus hijau penuh keringat. Bau badan menyengat langsung menusuk hidung para petugas. Rupanya aroma tak sedap itu berasal dari tubuh Irwan yang sudah lama tak mandi.
"Menurut pengakuannya kegiatan mengemis ini sudah dijalaninya selama 3 bulan. Saat dijangkau, aroma tubuhnya sangat menyengat, dari pengakuannya dia sudah tidak mandi dan bersih-bersih diri selama berpuluh-puluh hari," kata Mursyidin saat dihubungi, Minggu (27/3/2016).
Bahkan, untuk mengurangi bau badan tersebut, petugas mengganti baju Irwan dengan seragam batik. "Petugas akhirnya mengganti kaus yang dipakai dengan baju batik yang ada di mobil. Karena aromanya sudah sangat menyengat," ujar dia.
Tak hanya itu, Kepala Pembinaan Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Danil juga mengungkapkan kondisi miris yang dialami ayah Marshanda. Saat terjaring razia, fisik sang ayah sangat memprihatinkan.
"Matanya bengkak kemungkinan sakit gula, kakinya korengan, kalau demam, saya belum megang keningnya," kata Danil di lokasi, Senin (28/3/2016).
Danil menuturkan, untuk menyambung hidup, Irwan bekerja serabutan. Mulai bekerja di bengkel kendaraan hingga di tempat fotokopi. Ketika kondisinya terjepit tak punya uang, pria kelahiran Agustus 1967 itu memutuskan untuk mengemis.
Setiap hari, Irwan mengantongi uang Rp 40 ribu dari hasil mengemis. Uang itu ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan dan menyewa tempat tinggal.
"Saya belum ngomong face to face ke dia, jadi belum tahu banyak. Hanya saja, kalau pengakuannya bikin iba itu dia dapat Rp 40 ribu sehari. Uangnya dipakai untuk hidup sehari-hari. Itu pengakuan dia waktu assessment (pemeriksaan)," ucap Danil.
Menurut Danil, Irwan tinggal di sebuah kos-kosan di Bangka, Mampang, Jakarta Selatan. Setiap bulan ia harus membayar uang sewa sebesar Rp 400.000.
Namun, ada alasan lain di balik alasan Irwan mengemis sekaligus tanda tanya. "Apa yang dilakukan ini biar orang tahu," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursyidin. Tidak diketahui maksud dari 'orang' tersebut merujuk pada orang tertentu atau suatu kelompok.
Advertisement
Pengakuan Marshanda
Peristiwa yang menimpa sang ayah ini tidak membuat artis sinetron Marshanda ini merasa malu. Menurut dia, bagaimanapun kondisi sang ayah tetaplah sebagai orangtuanya.
"Buat aku sabar, buat apa? Karena ini bukan sesuatu yang memalukan buat aku. Di mana pun juga papa tetap papaku. Aku sayang sama papa," ucap Marshanda di Panti Sosial Bina Insani 2, Cipayung, Jakarta Timur, Senin 28 Maret 2016.
"Aku menerima dia apa adanya dan orang-orang terdekat aku tahu itu," Chacha menegaskan.
Marshanda mengaku mendengar kabar penangkapan sang ayah dari temannya. Mereka mengirimkan alamat berita tersebut lewat pesan singkat.
"Semalam aku dapat kabar dari temanku. Dia kirim link berita tentang papa dan ada fotonya, dan emang bener. Jadi aku enggak kaget sih, karena ini udah cerita lama di keluargaku," ucap Chaca.
Saat konferensi pers, Marshanda mengatakan peristiwa ini merupakan berita baik baginya. Dia menilai kejadian tersebut merupakan momen yang tepat untuk kembali bertemu. Terlebih, dia memang jarang bertemu dengan sang ayah.
"Jadi buat aku ini malah good news ya bisa ketemu papa lagi. Dan memang dari dulu setiap kali aku ketemu papa, keadaan ekonomi papa itu sangat minim banget, selalu dalam keadaan seperti itu," kata Marshanda.
Chaca mengaku telah lama kehilangan kontak dengan sang ayah. Ia sangat jarang bertemu dengan sang ayah sejak kedua orangtuanya bercerai.
Orangtua Marshanda bercerai saat dia berusia 7 tahun. Kemudian dia baru kembali bertemu ayahnya pada 5 tahun kemudian. Dua tahun lalu, Chaca bertemu lagi dengan sang ayah, yang tinggal di rumah neneknya.
"Papa keadaannya baik-baik saja waktu itu," jelas Chaca.
Ketika berita perceraian Marshanda dengan Ben Kasyafani merebak, Chaca terpaksa harus mengganti nomor telepon. Akibatnya, dia tidak bisa menghubungi sang ayah karena nomornya hilang.
Marshanda baru tahu kabar ayahnya ditangkap petugas Dinas Sosial saat mengemis di Jalan Bangka, Mampang, Jakarta Selatan, dari seorang teman yang mengirimkan tautan berita.
"Malah buat aku ini bukan sesuatu yang memalukan. Bagaimana pun juga papa tetap papaku," kata Caca lalu mengumbar senyum.
Kini, ayahanda Marshanda diperbolehkan meninggalkan panti. Dia keluar setelah dijemput oleh sang kakak, Lusi.
"Sekarang sudah keluar tadi dijemput keluarga. Kakak Pak Irwan dan omnya, adik ibunya Pak Irwan. Tadi Pak Irwan bilang, Marshanda tadi ke rumah calon mertuanya. Hari ini saya pulang sama keluarga," jelas Kepala Satuan Pelaksana Pembinaan Panti, Danil.
"Penjemputannya saya tidak tahu apa mungkin tadi mobil yang keluar. Saya katakan dia akan dijemput keluarga bukan sama Marshanda," imbuh dia.
Memang tak ada yang tahu Irwan keluar menumpangi mobil apa. Namun diduga kuat, sedan Honda Civic silver membawanya keluar setelah keluarga meninggalkan panti menggunakan Pajero Sport.