Para Jenderal Ini Rela Mundur dari Polri

Mereka rela melepas gengsi sebagai jenderal dan mengabdi di instansi sipil.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 29 Mar 2016, 19:21 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2016, 19:21 WIB
20160215-10 Tim akan Berlaga di Piala Bhayangkara 2016-Jakarta- Helmi Fithriansyah
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti (tengah) bersama pelaksana Piala Bhayangkara 2016, Joko Driyono memberikan keterangan di Mabes Polri Jakarta, Senin (15/2/2016). Piala Bhayangkara 2016 diikuti 10 tim terbaik. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa perwira tinggi (Pati) Polri rela meninggalkan satuan yang telah membesarkanya. Mereka pun beralih status menjadi pejabat tinggi di instansi sipil.

Bukan tidak mungkin, luasnya cakupan kerja Polri, dari maling ayam sampai korupsi atau pencurian ikan di laut lepas sampai perburuan teroris di hutan belantara, belum fungsi-fungsi non-penegakan hukum, membuat instansi ini banyak melahirkan personel berkemampuan khusus.

Tidak jarang pula, lelang jabatan sekelas eselon 1 yang di kementerian-kementerian diisi oleh para perwira tinggi ini. Mereka rela menanggalkan seragam kebesarannya dan melepas kepangkatan yang selama ini dicapainya.

Konsekwensi yang diterima adalah tidak adanya panggilan jenderal atau purnawirawan ketika kelak mereka pensiun.

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan bila anak buahnya memilih untuk alih fungsi menjadi PNS di Kementerian. Yang penting, mereka sudah mengikuti tahapan seleksi yang ada.

"Artinya mereka sudah mengikuti tahapan yang ada, itu tidak masalah. Masalah diminta atau tidak ‎itu kan terbuka untuk umum," ujar Badrodin, Selasa 29 Maret 2016.

Berikut daftar jenderal Polri yang memilih mundur dan menjadi PNS:

Ronny Franky Sompie

Ronny Franky Sompie

MenkumHAM Yasonna Laoly dan Dirjen Imigrasi Ronny Sompie raker dengan Komisi I DPR di  Jakarta, Selasa (13/10). Rapat itu membahas RUU pengesahan perjanjian bantuan timbal balik dalam masalah pidana Indonesia dan Vietnam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mantan polisi karier jebolan Akademi Kepolisian 1984 ini resmi dilantik menjadi Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Senin 10 Agustus 2015.

Mantan jenderal bintang 2 dengan jabatan terakhir Kapolda Bali ini resmi duduk di jabatan baru setelah melalui serangkaian tes.

Sepanjang kariernya di kepolisian, Ronny Sompie banyak menggeluti bidang penyidikan dan reserse. Sebelum menjabat Kepala Divisi Humas Polri, dia menjadi Kepala Biro Pengawas dan Penyidik.

Dengan kemampuan itulah Ronny berjanji untuk meningkatkan pelayanan dan penegakan hukum di ranah keimigrasian, selain juga bekerjasama dengan TNI-Polri.

Tantangan Ronny di era kepemimpinannya sekarang adalah pencegahan kejahatan lintas negara, seperti terorisme, peredaran narkoba, penyelundupan dan perdagangan manusia, serta kejahatan lain di bidang keimigrasian.

Tantangan kian bertambah ketika pemerintah membebaskan visa terhadap 169 negara.

Irjen Pudji Hartanto Iskandar

Irjen Pudji Hartanto Iskandar

Setelah memimpin apel , Irjen Pol Pudji Hartanto (kiri) mengecek kendaraan roda dua yang dimiliki polri, demi mendukung sarana dan prasarana yang lebih baik. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jenderal bintang 2 ini sekarang menjabat Kapolda Sulawesi Selatan, terhitung 3 September 2015, menggantikan teman satu angkatannya Irjen Anton Setyadi yang menjabat Kapolda Jatim.

Namun, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan Irjen Pudji segera beralih status. Pudji rencananya akan berdinas sebagai Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Sejumlah jabatan penting pernah diduduki lulusan Akademi Kepolisian tahun 1983 ini. Antara lain Kapolda Kepulauan Riau, Kepala Korps Lalu Lintas Polri, dan Gubernur Akpol.

Pudji menjabat Kepala Korlantas sejak 2012 menggantikan Irjen Djoko Susilo yang dijerat kasus korupsi.

Saat menjabat Kakorlantas inilah Pudji banyak menekankan pentingnya keselamatan berlalu lintas. Motto yang dimunculkannya adalah 'Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas'. Pudji juga melanjutkan integrasi inovasi teknologi dalam manajemen lalu lintas.

Irjen Syahrul Mamma dan Irjen Basaria Panjaitan

Irjen Syahrul Mamma dan Irjen Basaria Panjaitan

Basaria Panjaitan memberikan pemaparan saat diskusi dengan wartawan di Gedung KPK, Jakarta,Senin (29/2/2016). Diskusi membahas beberapa kasus yang sedang berjalan. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Sementara, 2 jenderal Polri ini tidak termasuk mundur dari kepolisian. Dua perwira tinggi yang menyandang bintang 2 ini cukup apik menyiapkan masa pensiun mereka.

Irjen Basaria, satu-satunya Polwan yang meraih bintang 2 di Polri terpilih menjadi Pimpinan KPK per 21 Desember 2015. Di bulan yang sama, Polwan kelahiran Pematang Siantar, Sumatera Utara ini sudah memasuki masa pensiun.

Dia terpilih menjadi pimpinan KPK melalui berbagai tahapan. Beberapa rekan satu polisi lainnya, Irjen Yotje Mende dan Irjen Syahrul Mamma, turut bersaing dengan Basaria.

Sementara Irjen Syahrul Mamma saat ini menjabat sebagai Direktur Jenderal Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan.

Syahrul Mamma sempat bersaing dengan Basaria di seleksi Calon Pimpinan KPK. Namun, nasib berkata lain. Syahrul tetap di Polri dengan jabatan terakhir Wakil Kabareskrim Polri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya