Liputan6.com, Jakarta Sebuah terobosan ilmiah terbaru dari Jepang membuka peluang baru dalam dunia penurunan berat badan. Penelitian ini dilakukan oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Masahiro Kumeta dan dirilis pada awal April 2025. Mereka menemukan bahwa gelombang suara bisa menghentikan perkembangan sel lemak dalam tubuh.
Baca Juga
Advertisement
Penelitian dilakukan dengan merendam sel otot tikus ke dalam gelombang suara akustik, termasuk white noise dan nada musik tertentu. Hasilnya mengejutkan, karena suara mampu memengaruhi aktivitas gen dan menghambat diferensiasi sel lemak. Sel-sel yang terpapar bahkan mengandung hingga 15% lebih sedikit lemak.
Temuan ini menunjukkan bahwa suara bukan sekadar kebisingan, tetapi juga alat non-invasif yang potensial untuk pengobatan. Suara menciptakan getaran halus yang ternyata dapat memengaruhi perilaku sel kita. Ini membuka jalan bagi metode diet yang lebih alami dan tidak menyakitkan.
“Karena suara bersifat non-material, stimulasi akustik adalah alat yang non-invasif, aman dan langsung, dan kemungkinan besar akan bermanfaat bagi pengobatan dan perawatan kesehatan,” kata Kumeta.
Dengan kata lain, lagu favorit Anda mungkin suatu hari nanti bisa menjadi terapi pelangsing yang ampuh. Berikut selengkapnya fakta ilmiah terbaru ini dirangkum Liputan6.com dari Jurnal Nature, Rabu (23/4/2025).
Bagaimana Musik Mempengaruhi Sel Lemak
Tim Kumeta menguji tiga jenis suara yang berbeda, termasuk nada 440 Hz dan 14 kHz. Sel-sel otot tikus menunjukkan perubahan signifikan setelah terpapar suara selama dua jam. Dalam waktu 24 jam, lebih dari 140 gen menunjukkan aktivitas berbeda.
Efek suara ternyata bergantung pada frekuensi, intensitas, dan pola gelombangnya. Jenis sel juga memengaruhi respons terhadap paparan suara. Artinya, tidak semua suara punya efek yang sama untuk semua bagian tubuh.
“Setelah dua jam terpapar suara, 42 gen telah berubah. Setelah 24 jam, 145 gen menunjukkan aktivitas yang berubah,” ungkap Kumeta dari Eurekalert.org. Ini adalah bukti bahwa suara bisa menjadi alat biologis, bukan hanya hiburan.
Advertisement
Suara Bisa Cegah Pembentukan Sel Lemak
Penemuan paling penting adalah bahwa suara bisa menghentikan diferensiasi adiposit. Diferensiasi adiposit adalah proses pembentukan dan perkembangan sel lemak (adiposit) dari sel induk mesenkimal. Ini adalah proses biologis di mana sel prekursor berubah menjadi sel lemak. Ketika proses ini terganggu, penyimpanan lemak dalam tubuh bisa berkurang.
Sel preadiposit yang terpapar gelombang suara gagal berkembang menjadi sel lemak penuh. Bahkan ketika sel berkembang, jumlah lemaknya sekitar 15% lebih sedikit dari biasanya. Efek ini muncul baik pada paparan terus-menerus maupun intermiten.
“Banyak sel preadiposit tidak berkembang menjadi sel lemak seperti yang diharapkan,” jelas laporan penelitian tersebut. Dengan kata lain, suara tertentu mampu ‘mengacaukan’ proses biologis penyimpanan lemak.
Masa Depan Terapi Suara
Dikutip dari New York Post, metode ini menawarkan harapan baru bagi mereka yang ingin mengatur berat badan tanpa suplemen atau diet ekstrem. Gelombang suara bersifat aman, tidak menyakitkan, dan mudah diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bisa menjadi solusi diet generasi berikutnya.
Stimulasi akustik juga telah diuji untuk mempercepat penyembuhan luka dan mengatur sel jantung. Universitas Stanford, misalnya, menggunakan suara untuk memperbaiki aliran nutrisi antar sel. Potensi medis dari suara mulai mendapat perhatian serius dari komunitas ilmiah.
“Stimulasi akustik adalah alat yang non-invasif, aman dan langsung,” ujar Kumeta. Pernyataan ini memperkuat keyakinan bahwa suara bukan hanya alat hiburan, tapi juga sarana pengobatan masa depan.
Meski masih dalam tahap awal, para peneliti mengatakan terobosan ini suatu hari nanti dapat mengarah pada perawatan non-invasif baru yang dapat membantu segala hal mulai dari mengatur metabolisme hingga mempercepat penyembuhan luka.
Advertisement
