Pemandangan Langka Bulan Tersenyum Bisa Disaksikan Minggu Ini

Pemandangan langka Bulan Tersenyum hingga hujan meteor Lyrid bisa disaksikan minggu ini

oleh Agustin Setyo Wardani Diperbarui 24 Apr 2025, 07:30 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2025, 07:30 WIB
Proses Terjadinya Gerhana Bulan
Pemandangan penumbra saat mulai menutupi permukaan bulan pada proses terjadinya gerhana bulan yang terlihat di atas langit Jakarta, Rabu (31/1). Gerhana Bulan Total ini disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. (Liputan6.com/Arya Manggala)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Penyuka fenomena langit dapat menyimak fenomena langka "Bulan Tersenyum" atau Smile Moon pada akhir minggu ini. Pasalnya, Venus diperkirakan akan berada di posisi yang lebih tinggi dari Bulan dan Saturnus.

Menurut Ambassador Tata Surya NASA Brenda Culbertson, posisi ini membuat penampakan bulan sabit tipis akan menyerupai senyuman dalam formasi tersebut.

Menurut para astronom, karena formasi tersebut akan tampak sangat rendah di langit dan mungkin terhalang dari pandangan, serta tak terlihat di mana-mana.

Mengutip Independent, Rabu (23/4/2025), dengan kondisi pengamatan yang tepat, pengamat langit di mana pun di dunia bisa melihat fenomena langka "Bulan Tersenyum" itu. Hal ini tidak seperti peristiwa langit yang hanya bisa dilihat dari regional tertentu, misalnya gerhana matahari total.

NASA menyebutkan, formasi menawan dari Bulan Tersenyum ini mungkin hanya berlangsung sekitar atu jam, yakni sekitar pukul 05.30 pagi.

"Siapa pun yang ingin mencoba melihat sekilas konjungsi tersebut harus mencari cakrawala timur yang cerah untuk mengamatinya," kata astronom NASA tersebut.

 

Waktu untuk Melihat Hujan Meteor Lyrid

[Bintang] 28 Juli 2018 Ada Gerhana Bulan Total Lho
Gerhana bulan. (Ilustrasi: Huffington Post)... Selengkapnya

Tidak hanya itu, minggu yang sama di langit juga akan menghadirkan bintang jatuh Ketika Bumi melewati aliran debu komet di belakang salah satu hujan meteor tahunan Lyrid di planet ini.

Hujan meteor Lyrid merupakan salah satu hujan meteor yang pernah tercatat dalam sejarah, diamati dan dilaporkan terlihat sejak tahun 687 SM.

Hujan meteor ini berasal dari serpihan yang ditinggalkan oleh komet periode Panjang Thatcher yang melintasi Matahari setiap 415 tahun.

Puncaknya diperkirakan terjadi pagi pagi hari Selasa hingga Rabu, dengan kemunculan 15 meteor per jam di bawah langit yang gelap.

Hujan Meteor Lyrid

[Bintang] Begini Niat Salat Gerhana Bulan dan Doanya, Jangan Sampai Salah!
Ilustrasi gerhana bulan total. (Sumber foto: unsplash.com)... Selengkapnya

"Saat hari berganti malam, Anda akan menyadari bahwa malam itu akan menjadi malam yang baik untuk melihat puncak hujan meteor Lyrid antara sekarang dan matahari terbit," kata layanan cuaca nasional AS dalam sebuah unggahan di X.

Meski hujan meteor terkenal itu bisa dilihat paling baik di belahan bumi utara, astronom menyebut hujan meteor itu bisa dilihat dari selatan khatulistiwa.

NASA dalam unggahan blog menyebut, waktu untuk melihat hujan meteor ini adalah pukul 10.30 malam hingga fajar, dengan waktu terbaik sekitar pukul 5 pagi.

NASA juga menyebut, untuk pengalaman terbaik, menghadap ke arah timur dan berbaring di tempat yang aman, gelap, dan jauh dari cahaya terang lalu lihat lurus ke atas.

Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis 4 Rekomendasi Chatbot AI Terbaik. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya