Liputan6.com, Yogyakarta - Isu reshuffle kabinet yang berhembus kencang menyeret sejumlah nama. Diantaranya adalah Rektor Universitas Gajah Mada (UGM) Dwikorita Karnawati.
Di sejumlah grup Whatsapp (WA) akademisi dan masyarakat, Dwikorita disebut akan mengisi posisi Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti).
Dwikorita pun angkat suara terkait isu tersebut. Rektor perempuan ini mengaku tidak memikirkan kabar itu.
Advertisement
"Biasa, ada di grup WA. Di situ setiap orang kan bisa nulis pendapat masing-masing. Saya tidak memandang itu serius untuk ditanggapi," ujar Dwikorita di Yogyakarta, Selasa (12/4/2016).
Baca Juga
Dwikorita mengaku saat ini fokus mengembangkan hasil riset UGM agar dapat dimanfaatkan masyarakat.
"Waduh, saya belum sampai berpikir ke sana (jadi menteri). Masih pikir hasil hilirasi hasil riset UGM. Kita belum mempunyai kedaulatan ilmu dan teknologi, masih banyak yang impor," kata Dwikorita.
Dwikorita menambahkan, saat ini masih banyak produk riset berasal dari luar negeri. Sebagai contoh adalah WhatsApp, Line dan Facebook. Akibatnya masyarakat bergantung dengan produk teknologi impor tersebut.
"Apa-apa diunggah diaplikasi produk impor. Data kita bisa diambil oleh asing. Kita harus berdaulat, caranya dengan menciptakan teknologi sendiri. Jangan hanya menggunakan produk asing," tutup Dwikorita.