Liputan6.com, Jakarta - Foto-foto yang mengabadikan masa-masa indah itu kini terasa menyakitkan bagi Tuti Agustina. Dengan wajah getir dia mengimbau sang suami, Kusmayadi alias Agus, menyerahkan diri ke polisi.
Ibu satu anak ini tak habis pikir, laki-laki yang menikahinya 8 tahun lalu itu tega mengkhianati cintanya, bahkan membawa mimpi buruk ke tengah keluarganya. Sang suami, yang selama ini dikenal baik dan dekat dengan anak dan orangtua, dicurigai memutilasi seorang wanita yang tengah hamil, yang tak lain adalah istri simpanannya.
Pengkhianatan dan kekejian sang suami terungkap setelah seorang wanita yang tengah hamil 7 bulan ditemukan tewas mengenaskan di rumah kontrakannya di Jalan H Malik, Kampung Telaga Sari, RT 12 RW 01, Kecamatan Cikupa, Tangerang, Banten, Rabu 13 April 2016. Beberapa bagian tubuhnya ditemukan terpisah dari badan.
Temuan tersebut berawal ketika saksi Muplihah (23) mencium bau tidak sedap dari kontrakan wanita hamil itu. Muplihah pun melaporkan bau mencurigakan itu ke Polsek setempat.
"Mendapat laporan begitu, petugas langsung meluncur ke lokasi. Lalu karena kontrakannya terkunci, langsung dibongkar paksa oleh petugas," kata Kapolsek Cikupa Komisaris Gunarto.
Baca Juga
Benar saja, saat pintu kontrakan berhasil dibuka, sosok jasad wanita yang tengah hamil itu sudah dalam posisi mengenaskan.
"Kaki dan tangan korban terbungkus plastik, sementara badannya digeletakkan begitu saja di lantai kamar," kata Gunarto. Jasad tersebut langsung dimasukkan ke dalam kantong mayat dan dibawa ke kamar jenazah RSUD Tangerang.
Korban yang awalnya belum diketahui identitasnya itu disebut-sebut tinggal bersama suaminya di kontrakan itu. Namun laki-laki yang diduga suami siri itu menghilang.
Khoilah, seorang pemilik warung nasi padang di Desa Telaga Sari mengatakan, sempat melayani korban sebelum ditemukan tewas. "Dia sempat beli nasi. Menunya ikan bawal dan sayur nangka, untuk 2 porsi," kata Khoilah.
Menurut dia, korban memiliki ciri rambut panjang, kulit putih, dan tinggi sekitar 160 cm. Korban saat itu diperkirakan tengah hamil 7 bulan.
Advertisement
Bermula di Rumah Makan
Bermula di Rumah Makan
Tetangga kontrakan mengaku sempat mendengar korban dan suaminya adu mulut di dalam kamarnya, 3 hari sebelum jenazah korban ditemukan. Kemudian hening, barulah Rabu pagi sekitar pukul 08.30 WIB tercium bau busuk dari kamar kontrakan korban.
Belakangan, setelah tim Disaster Victim Identification (DVI) dan Bidang Kedokteran Kepolisian (Dokkes) Polda Metro Jaya melakukan uji DNA, diketahui wanita hamil yang dimutilasi itu bernama Nur Astiyah bin Jaya alias Nuri Semaya, warga Desa Kadu Jajar, Kecamatan Malimping, Kabupaten Lebak, Banten.
"Korban berinisial NA usia 34 tahun," kata Kapolres Tangerang Komisaris Besar Irman Sugema di Mapolres Tangerang, Senin 18 April 2016.
Kepastian indentitas korban juga diketahui dari baju daster yang kenali oleh keluarga korban. Baju daster itu ditemukan petugas di lapangan.
Sedangkan pemutilasi diketahui bernama Kusmayadi alias Agus atau AG. Korban dan pemutilasi bekerja di satu rumah makan Padang di Tangerang, restoran Gumarang.
Diduga di tempat inilah korban dan pelaku bertemu dan kemudian menjalin hubungan lebih dari sekedar teman.
"Dari rumah makan tersebut mereka bertemu, lalu memungkinkan adanya komunikasi dan ada hubungan tertentu, bukan hanya teman," kata Irman.
Agus bekerja sebagai kepala rumah makan itu sejak enam bulan lalu. Pengalamannya memimpin sebuah rumah makan membuat pihak manajemen memilih Agus. Sementara Nur Astiyah alias Nuri bekerja sebagai kasir.
Kepala Bagian Manajemen Rumah Makan Gumarang, Wendri, tak pernah menyangka bahwa 2 anak buahnya itu menjalin hubungan terlarang. Sebab, Agus diketahui sudah beristri dan memiliki seorang anak di Bogor, Jawa Barat. Sedangkan Nuri memiliki dua anak di Malingping, Banten.
Selama bekerja Agus kerap membolos. "Jadi sebelum rame-rame gini, beberapa hari sebelumnya dia juga sudah enggak masuk kerja," kata Wendri. Selain itu, kata Wendri, dia sering mendapat keluhan dari para pekerja atas sifat Agus yang mudah marah.
Agus diduga memutilasi jasad Nuri yang tengah mengandung untuk menghilangkan jejak. Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabiddokkes) Polda Metro Jaya Kombes Musyafak mengatakan, Agus diduga memotong satu per satu bagian tubuh Nuri dengan sebilah gergaji. Hal tersebut terlihat dari bekas luka potongan yang rapi di setiap bagian sendi.
"Kalau korban meninggal, jelas karena mutilasi. Kedua tangan dan kakinya dipotong, tetapi kepala korban masih utuh, menyatu dengan badan. Diduga pelaku memakai gergaji karena bekas luka rapi," jelas Musyafak.
Pernyataan itu selaras dengan kesaksian salah satu pegawai Rumah Makan Gumarang. Sumber Liputan6.com tersebut berujar, saksi kunci yang berperan membuang potongan tubuh Nuri, Eri, sempat mengambil gergaji dan kantong plastik sampah di restoran.
Advertisement
Jasad Bayi Rusak
Jasad Bayi Rusak
Berdasarkan hasil autopsi, korban dianiaya sebelum dimutilasi. Korban diduga tewas 24-48 jam sebelum ditemukan.
Sementara itu, ungkap Musyafak, jasad jabang bayi yang seharusnya dilahirkan sebagai anak ketiga itu dalam kondisi rusak saat ditemukan. Hal tersebut membuat polisi tak dapat memastikan jenis kelamin janin tak berdosa itu.
"Jenis kelamin janin tidak terlihat atau tidak bisa dinilai karena sudah proses pembusukan yang agak lama. Tapi dilihat dari panjang tubuh janin, diperkirakan umurnya di kandungan 6 sampai 7 bulan," kata Musyafak.
Hingga saat ini pihak Bid Dokkes Polda Metro Jaya masih menunggu hasil tes empat sampel DNA yang diamankan. Yaitu DNA Nuri, janin dalam kandungan, dua remaja putri yang mengaku anak Nuri dan DNA yang menempel di sekitar lokasi potongan tangan ditemukan.
Hal tersebut diperlukan penyidik sebagai alat bukti, untuk memastikan kebenaran identitas korban, identitas pelaku, motif pembunuhan dan jumlah pelaku yang terlibat. "Hasilnya belum keluar. Kami masih menunggu," tutup Musyafak.
Sementara Agus masuk dalam daftar pencarian kepolisian. Kapolsek Leuwiliang, Bogor, Kompol I Nyoman Suparta mengatakan, setelah Polres Tangerang mengidentifikasi pelaku mutilasi merupakan warga Kampung Jambu RT02/02 Desa Sibanteng, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor, pihaknya langsung turut mengejar ke rumah terduga pelaku.
"Namun hasilnya nihil. Pelaku tidak ada di rumah istri maupun orangtuanya. Penggerebekan dilakukan dua kali di hari berbeda," ujar I Nyoman.
Berdasarkan keterangan istri pelaku, Agus pulang ke Bogor hanya sebulan sekali. Tapi hampir setiap hari berkomunikasi lewat telepon genggam menanyakan kabar anaknya.
Setelah menerima kabar suaminya diduga sebagai pelaku mutilasi wanita hamil, Tuti tidak pernah lagi mendapat telepon dari Agus. Saat sang istri berusaha menghubungi, telepon genggam Agus sudah tidak aktif.