Transjakarta Borong 51 Bus Buatan Swedia, Ini Keunggulannya

51 bus gandeng berjenis K 320iA-6X2/S itu termasuk dalam level bus Euro 6 berbahan bakar gas ramah lingkungan

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 26 Apr 2016, 15:18 WIB
Diterbitkan 26 Apr 2016, 15:18 WIB
20160426-Bus-Gandeng-Jakarta-IA
Petugas memeriksa kondisi bus gandeng yang siap dioperasikan di Pul PT Mayasari Bakti, Klender, Jakarta Timur, Selasa (26/4). PT Mayasari Bakti mendukung PT Transjakarta dalam mengelola transportasi umum di ibukota.( Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mayasari Bhakti hari ini resmi meluncurkan 51 unit articulted bus (bus gandeng) baru merek Scania sebagai armada tamabahan Transjakarta. Selaku operator, perusahaan tersebut menggandeng PT United Tractors (UT) yang merupakan distributor Bus buatan Swedia itu.

General Manager UT Suhardi mengklaim, dengan mesin berbahan bakar gas Euro 6, bus itu sangat ramah lingkungan. Apalagi, dengan kadar gas buang yang dihasilkan menurun 87,5 persen jika dibandingkan dengan kadar gas buang emisi Euro 3.

"Selain itu, bus ini juga memiliki daya tahan tinggi yang berstandar internasional. Dengan karoseri berbahan alumunium anti korosi, menjadikan bus mampu dioperasikan dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun," jelas Suhardi saat peluncuran bus gandeng baru di pool Mayasari Bakti, Jalan Bekasi Raya, Klender, Jakarta Timur, Selasa (26/4/2016).

Dia melanjutkan, 51 bus gandeng berjenis K 320iA-6X2/S itu termasuk dalam level bus Euro 6 berbahan bakar gas dengan isi silinder 9.000 CC. Adapun, untuk  karoseri, UT menggandeng perusahaan Laksana yang  berkantor di Semarang, Jawa Tengah.

"Mesin gas Euro 6 yang dipakai bus ini menjadi solusi atas tantangan moda transportasi massal di Jakarta," tutur Suhadi.

Suhardi juga mengatakan, bus ini menyediakan standar fitur electronic brake system (EBS), yaitu Teknologi yang menghadirkan tingkat pengereman  maksimal. dengan teknologi tersebut, ketika Antilock Brake System (ABS) bekerja, jumlah kejut per detik diatur secara otomatis oleh komputer yang dibaca melalui sensor.

"Sedangkan saat berhenti di tanjakan, pengemudi akan dibantu dengan fitur hill hold. Seandainya berada di posisi tanjakan, dan mesin mati, bus tidak akan mundur," terang Suhardi.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya