Kopi Pagi: Perang Klaim Pembebasan Sandera

Tim kemanusiaan Surya Paloh dan Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen diklaim sebagai pihak yang membebaskan para sandera.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Mei 2016, 08:20 WIB
Diterbitkan 08 Mei 2016, 08:20 WIB
Kopi Pagi: Perang Klaim Pembebasan Sandera
Tim kemanusiaan Surya Paloh dan Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen menjadi sorotan pihak yang membebaskan para sandera.

Liputan6.com, Jakarta - Kelompok Abu Sayyaf membebaskan 10 anak buah kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12 tanpa membayar sepeser pun. Namun tiba-tiba saja media massa penuh dengan beragam pengakuan lembaga ataupun pribadi yang merasa sebagai pihak paling berjasa di balik proses pembebasan para sandera

Sujud syukur dan pelukan rindu ini mewarnai kepulangan Wawan Saputra. Bagi keluarga besar, tak ada yang lebih membahagiakan selain melihat Wawan pulang setelah lima pekan menjadi tawanan kelompok militan Abu Sayyaf di Filipina.

Bersama sembilan sandera lain, Wawan bebas pada 1 Mei 2016. Lolos dari maut yang sangat mungkin mereka alami. Tak cuma keluarga besar para sandera, bebasnya 10 anak buah kapal tongkang Anand 12 dan Brahma 12 tentu juga melegakan sebagian besar masyarakat.

Terlebih lagi, seperti ditegaskan pemerintah pembebasan ini gratis alias tanpa uang tebusan 50 juta peso atau sekitar Rp 14 miliar lebih seperti permintaan kelompok Abu Sayyaf.

Kabar baik ini sudah semestinya disyukuri. Tapi yang terjadi kemudian sungguh di luar dugaan. Perang klaim justru meruyak di tengah keharuan dan kebahagiaan para sandera dan keluarga, tak sampai sehari setelah berita pembebasan meluas.

Tiba-tiba saja media massa penuh dengan beragam pengakuan lembaga atau pribadi yang merasa sebagai pihak paling berjasa sejagad di balik proses pembebasan para sandera. Tim kemanusiaan Surya Paloh dan Mayor Jenderal Purnawirawan Kivlan Zen pun menjadi sorotan.

Penumpang gelap memang menyebalkan. Peran sebagai pihak yang terlibat dalam diplomasi senyap terkesan menjadi tidak tulus karena didompleng beragam kepentingan beraroma politis.

Mereka akan jauh lebih bermartabat jika sinergi diplomasi itu juga dilakukan pada upaya pembebasan empat sandera lain yang disekap sejak 1 April dan hingga kini belum jelas nasibnya.

Segala urusan memperjuangkan pembebasan sandera di negeri orang adalah domain negara. Saling klaim sebagai pahlawan hanya akan merusak rasa hormat dan simpati.

Saksikan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (8/5/2016), berikut ini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya