Tangisan Wagub Djarot untuk Korban Tragedi Mei 1998

Wagub DKI Djarot mengatakan Pemprov akan merawat makam korban Tragedi Mei 1998 dan membebaskannya dari pajak.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 14 Mei 2016, 14:59 WIB
Diterbitkan 14 Mei 2016, 14:59 WIB
Djarot Saiful Hidayat
Wagub DKI Djarot mengatakan pemprov akan merawat makam korban Tragedi Mei 1998 dan membebaskannya dari pajak.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyambangi Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta Timur. Dia hadir untuk memperingati Tragedi Mei 1998 dalam sebuah acara bertajuk "Merawat Ingatan Demi Martabat Korban".

Hadir pukul 12.55 WIB, Sabtu (14/5/2016), dia menggenakan baju batik didampingi Komisioner Komnas Perempuan Yuniarti Huzaifa.

Politikus PDIP itu pun langsung meninjau makam-makam tanpa nama yang menjadi korban kerusuhan Mei 1998. Dia sempat meninjau Tugu Peringatan Mei 1998 yang berada di sana. Dia pun sempat bersalaman juga dengan para keluarga korban kerusuhan Mei yang hadir.

Beberapa perwakilan keluarga korban kerusuhan Plaza Yogya atau sekarang disebut dengan Mall Citra Klender juga datang. Ruyati (70) meminta Djarot untuk memindahkan makam anaknya yang menjadi korban peristiwa itu, di daerah Penggilingan ke Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

"Saya mohon Pak Djarot, korban anak saya Tatang Karyana, korban Mall Klender agar makamnya tidak hilang, di daerah Penggilingan. Keadaannya di sana sudah hampir rata dengan tanah," ungkap Ruyati.

Bukan hanya dia, Koesmiayati (52) juga minta makam anaknya di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, digratiskan dari pajak.

"Saya minta diperbaiki dan dibebaskan pajaknya pak," ungkap Koesmiayati.

Usai para keluarga korban mengeluarkan keluh kesahnya, giliran Djarot memberikan pernyataannya. Dia pun meminta data seluruh keluarga korban.

"Saya langsung mendengarkan testimoni. Saya katakan sebagian kecil korban dimakamkan di Penggilingan dan Pondok Kelapa. Saya minta semua korban, saya minta datanya. Bukan hanya kita bebaskan pajak, biarkan kami yang merawatnya (makam)," tutur Djarot.

Seketika itu, Djarot pun meneteskan air mata. Wajahnya memerah dan dia melepaskan kacamata. Salah satu ajudannya memberikan tisu untuk mengusap air matanya dan langsung melanjutkan pembicaraannya.

Pada acara tersebut, turut hadir, Inayah Wulandari Wahid, putri dari Presiden RI keempat, Abdurachman Wahid. "Ini berguna agar tidak terulang lagi, luka diobati, kemajuan dapat diciptakan," ucap Inayah.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya