Ahok akan Tertibkan Kawasan Muara Angke

Ahok menyebut bahwa rencana penertiban sudah ada sejak era Jokowi saat masih menjabat Gubernur DKI Jakarta

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 09 Jun 2016, 14:47 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2016, 14:47 WIB
Usai Upacara, Ahok Dihadang Pekerja Kebersihan Monas
Beberapa pekerja harian lepas langsung menghampiri Ahok. Mereka curhat soal uang yang diterima sebagai PHL kerap dipotong.

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta berencana  menertibkan permukiman ilegal di Kampung Baru, Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok belum dapat memastikan kapan penertiban akan dimulai, sebab pihaknya masih mendata Rusun mana yang siap ditempati warga.

Menurut Ahok, penertiban diperlukan karena di kawasan pemukiman tersebut akan dibangun  tanggul raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) A setinggi 3,8 meter yang berfungsi sebagai penahan banjir rob.

Ahok pun bercerita rencana penertiban sudah ada sejak era Jokowi saat masih menjabat gubernur pada 2013. Saat itu perluasan Pasar Ikan, Kampung Baru, sudah terlaksana namun dengan pemberian uang kerohiman.

"Kasus Angke itu sebetulnya begini. Waktu itu kita mau perluasan Pasar Ikan, lelang Pasar Ikan di Muara Angke. Di situ pertama kali kita mesti memberikan kerohiman, lalu mereka membongkar sendiri, beberapa datang ke Pak Jokowi katakan kami menggusur," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (9/6/2016).

Ahok menyebut, dengan uang kerohiman warga kemudian membangun kembali permukiman di pesisir laut. Selain faktor perubahan pemanasan global, faktor penyebab banjir rob adalah pemukiman liar.

"Tahu enggak, habis buka (bongkar rumah sendiri), senangkan, dapat duit lagi kan, kita (Pemprov) bikin pasar. Lalu dia maju lagi ke laut, nah di Muara Angke sekarang ini sebagian besar adalah yang bongkaran 2013, dia maju ke laut, semua ditancepin ke laut, sekarang laut begitu tinggi," tutur Ahok.

Ancaman Ahok

Selain itu, Ahok bercerita warga Muara Angke yang sudah digusur pada 2013 dan mendapat rusun muara baru menjual rusun yang mereka terima. Ahok mengaku sangat kesal lantaran rusun justru dijual belikan dan disewakan, sementara mereka lebih memilih membangun rumah liar di Kampung Baru.

"Sekarang kalau rusun lagi jelek, dulu ingat enggak? Dulu kan main di Waduk Pluit nih. Enggak mau pindah, 'pak, kami maunya di Waduk Pluit pak'. Hari ini aku suruh bikin rusun di Waduk. Sudah bikin rusun di Waduk Pluit, tahu enggak ngapain mereka? Dijual semua. Itu kan jual beli semua," jelas Ahok.

Meski begitu, mantan Bupati Belitung Timur itu masih berbaik hati dengan menjanjikan tetap menyediakan rusun bagi warga Kampung Baru yang akan digusur nanti. Namun Ahok mengancam, jika terjadi penyelewengan jual-beli maka dia akan membawa persoalan ini ke meja hijau.

"Terus kalau sudah pindah, sekarang ya, saya agak kejam lho kali ini. Kalau kamu masuk rusun, lu jual lagi, sewain, enggak mau tinggal, aku penjarain. Karena kasus Muara Baru, Waduk Pluit, 1.800 orang pindah lagi, jual beli. Aku punya lengkap, pindah KTP lagi. Kan aku bisa ikuti, sekarang kan pakai bank," Ahok menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya