Jusuf Kalla: Tak Ada Penyanderaan WNI di Filipina

Wapres JK bahkan mengaku mendengar langsung informasi dari Keduataan Besar Indonesia di Manila, Filipina.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 23 Jun 2016, 21:53 WIB
Diterbitkan 23 Jun 2016, 21:53 WIB
20160623- Wapres JK Buka Puasa Bareng Ribuan Anak Yatim-Jakarta- Immanuel Antonius
Wapres Jusuf Kalla memberikan sambutan saat acara 'Indahnya Bersyukur dan Berbagi Bersama Anak Yatim Piatu' di Jakarta, Kamis (23/6). Himpunan Bank-bank Milik Negara mengundang 3.500 anak yatim piatu di acara tersebut. (Liputan6.com/ Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia kembali dihebohkan dengan kabar penyanderaan tujuh WNI di perairan Filipina oleh kelompok Abu Sayyaf. Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan, kabar itu tidak benar.

Pria yang akrab disapa JK itu bahkan sudah mendengar langsung informasi dari Kedutaan Besar Indonesia di Manila, Filipina.

"Enggak ada penyanderaan. Tadi saya baca laporan kedutaan kita di Manila," ujar JK di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Kamis (23/6/2016) malam.

Sampai saat ini memang belum banyak informasi yang didapat terkait kabar penyanderaan itu. Namun yang jelas, kabar itu tidak benar.

"Belum tahu saya," singkat JK ketika ditanyakan tentang adanya istri ABK asal Indonesia yang mengaku suaminya diculik di Filipina.

Dugaan adanya penyanderaan ini berawal dari pengakuan istri salah satu ABK Tag Boat Charles bernama Ismail pada pada pukul 11.03 Wita. Dia mengaku mendapat kabar langsung dari suaminya yang mengatakan tengah disandera oleh kelompok Abu Sayyaf. Kabar itu disampaikan melalui telepon. Ismail bercerita bahwa tawanan dibagi menjadi dua kelompok.

"Suaminya itu memerintahkan Dian agar berkoordinasi dengan pihak perusahaan karena Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 20 juta ringgit serta meminta untuk dipublikasikan ke media," terang Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto, Rabu 22 Juni 2016.

Namun, keterangan berbeda didapat dari pihak perusahaan. Mereka, menuturkan menurut pantauan satelit dan GPS perusahaan pada pukul 11.00 Wita, posisi kapal ada di perairan Tarakan, Kalimantan Utara. Kemudian pada pukul 18.18 Wita posisi kapal sudah berada di Berau, Kalimantan Timur.

"Sehingga tidak ada kemungkinan disandera. Namun, akan selalu dimonitor perkembangannya dengan pihak perusahaan pemilik kapal," terang Agus.

Adapun identitas ABK tersebut sebagai berikut:

1. Ferry Arifin (Nahkoda)
2. Ismail (Mualim 1)
3. Andi Wahyu (Mualim 2)
4. M Mahbrur Dahri (KKM)
5. Edi Suryono (Masinis 2)
6. M Nasir (Masinis 3)
7. Syahril (Masinis 4)
8. M Sofyan (Oliman)
9. Albertus Temu Slamet (Juru Mudi)
10. Reidgar Frederik Lahiwu (Juru Mudi)
11. Robin Piter (Juru Mudi)
12. Rudi Kurniawan (Juru Mudi)
13. Agung E Saputra (Juru Masak).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya