Penjelasan Menhub Budi Karya soal Sepinya Terminal Pulogebang

Menhub mengerahkan jajarannya untuk meninjau apa yang diperlukan masyarakat saat berada di Terminal Pulogebang.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 16 Agu 2016, 10:18 WIB
Diterbitkan 16 Agu 2016, 10:18 WIB
4foto-terminal-140116b.jpg
Terlihat angkot dan Busway keluar dari terminal Pulo Gebang (Liputan6.com/Panji Diksana).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau pengoperasian Terminal Pulogebang, Jakarta Timur. Dalam blusukannya itu, dia menemukan sejumlah penyebab yang menjadi faktor utama sepinya terminal yang disebut-sebut terbesar di Asia Tenggara itu.

Budi Karya mengatakan, ada dua permasalahan yang terlihat yang menjadi penyebab sepinya Terminal Pulogebang. Pertama, menurut dia, secara fisik, yakni bangunan. Terminal tersebut memang sudah siap digunakan, hanya saja fasilitas komersial di sana masih minim.

"Kita lihat memang ada dua permasalahan. Masalah yang pertama kita belum berani mengadakan fasilitas terutama komersial. Seperti musala, mungkin elevator yang bagus, mungkin tempat lobi yang bagus, tempat makan siang yang bagus," tutur Budi Karya di Terminal Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (16/8/2016).

Dia menganalogikan, rencana pengembangan Terminal Pulogebang ibarat memilih jawaban antara lebih dulu mana, telur atau ayam. "Seperti dilema telur dan ayam, fasilitas dulu atau orang dulu. Tapi biasanya yang namanya fasilitas duluan baru penumpang akan datang," jelas dia.

Dia mengaku sudah menggerakkan jajarannya untuk melakukan peninjauan demi melihat berbagai kebutuhan masyarakat ketika berada di terminal. Nantinya, semua akan diterapkan di Terminal Pulogebang agar terminal itu dapat menjadi pilihan utama masyarakat, dalam menggunakan fasilitas transportasi darat.

"Makanya saya sudah sampaikan kepada Pak Dirjen (Pudji Hartanto) sama Bu Elly untuk melakukan survei, sebenarnya kebutuhan dari masyarakat itu apa," kata dia.

Kedua, Budi Karya melanjutkan, pengelola bus baik perusahaan otobus (PO) maupun pihak terkait lainnya masih merasa sulit untuk pindah dari terminal tempat awal mereka menjalankan usaha. Sebab, mereka butuh penyesuaian lagi dan belum tentu mendapat hal yang sama di tempat baru.
 
"Kedua adalah reluctant dari pengelola bus atau dari stakeholders yang lain. Karena di sana sudah punya bisnis. Bisnisnya bisa bisnis pribadi, bisa bisnis apa. Jadi yang di sini ada proses stagnasi. Jadi kalau di sini dia nggak bisa bisnis karena ilegal dan sebagainya," jelas dia.

"Untuk yang di Pulogadung itu stakeholder-nya sulit untuk pindah ke sini dengan berbagai sebab. Sudah comfort zone sudah enak, pedagangnya sudah bagus. Kalau pindah ke sini dia belum tentu mendapatkan format yang sama dengan yang di Pulogadung," lanjut dia.

Budi Karya juga menyatakan pihaknya akan segera menuntaskan permasalahan tersebut paling lambat sebelum tahun baru nanti. "Kita akan melengkapi fasilitas yang ada di sini. Tapi sebelumnya kita akan lakukan survei seperti yang di Pulogadung," pungkas Budi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya