Liputan6.com, Jakarta Berbicara tentang makanan khas Papua Pegunungan selalu membawa kita pada petualangan kuliner yang menakjubkan. Wilayah pegunungan Papua menyimpan berbagai khazanah kuliner yang tidak hanya unik tetapi juga kaya akan nilai budaya dan sejarah. Dari hidangan pokok hingga kudapan tradisional, setiap makanan khas Papua Pegunungan memiliki cerita dan cita rasa tersendiri yang memikat.
Baca Juga
Advertisement
Keunikan makanan khas Papua Pegunungan terletak pada penggunaan bahan-bahan lokal yang melimpah, seperti sagu, ikan, dan rempah-rempah khas. Masyarakat setempat telah mewariskan resep dan teknik memasak secara turun-temurun, menjadikan setiap hidangan sebagai cerminan kearifan lokal yang patut dilestarikan. Tidak mengherankan jika wisatawan lokal maupun mancanegara tertarik untuk mencicipi berbagai makanan khas Papua Pegunungan ini.
Selain menjadi identitas budaya, makanan khas Papua Pegunungan juga berperan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Berbagai hidangan tradisional ini sering hadir dalam upacara adat, perayaan, dan acara-acara penting lainnya.
Mari kita jelajahi 15 makanan khas yang menjadi kebanggaan masyarakat Papua Pegunungan, yang telah Liputan6.com rangkum pada Sabtu (28/12).
Hidangan Pokok Tradisional
1. Papeda: Si Kenyal Nan Bergizi
Papeda merupakan makanan pokok ikonik yang menjadi kebanggan masyarakat Papua Pegunungan. Hidangan berbahan dasar sagu ini memiliki tekstur kenyal dan lengket yang khas. Proses pembuatannya membutuhkan keahlian khusus, dimulai dari pengolahan pohon sagu hingga menjadi tepung yang siap dimasak.
Dalam tradisi masyarakat Papua, papeda memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Hidangan ini sering hadir dalam berbagai upacara adat, seperti ritual kelahiran dan pernikahan. Papeda biasanya disajikan dengan kuah ikan kuning yang dibuat dari ikan tongkol atau bubara, menciptakan paduan rasa yang sempurna antara karbohidrat dan protein.
2. Bubur Sagu: Sarapan Bergizi
Bubur sagu adalah variasi olahan sagu yang lebih lembut dan mudah dicerna. Hidangan ini sering menjadi pilihan sarapan masyarakat Papua Pegunungan. Proses pembuatannya melibatkan pemasakan tepung sagu dengan air hingga mencapai konsistensi yang pas, kemudian ditambahkan gula kelapa dan santan untuk memberikan rasa manis dan gurih.
Selain nikmat, bubur sagu juga kaya akan nutrisi. Kandungan karbohidrat kompleks dalam sagu memberikan energi yang tahan lama, sementara santan menyumbangkan lemak baik yang dibutuhkan tubuh. Hidangan ini sering disajikan hangat dan bisa dinikmati dengan berbagai topping sesuai selera.
Advertisement
Hidangan Laut dan Sungai
3. Udang Selingkuh: Kelezatan dari Perairan Papua
Udang selingkuh merupakan hidangan seafood yang unik dari Papua Pegunungan. Nama uniknya berasal dari bentuk fisiknya yang menyerupai perpaduan antara udang dan kepiting. Daging udang selingkuh terkenal akan teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis alami.
Masyarakat lokal mengolah udang selingkuh dengan berbagai metode, mulai dari direbus, digoreng, hingga dibakar. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara penting sebagai simbol kemakmuran. Kombinasi daging udang yang lembut dengan bumbu-bumbu lokal menciptakan cita rasa yang tak terlupakan.
4. Ikan Bakar Batu: Teknik Memasak Tradisional
Ikan bakar batu adalah hidangan yang mencerminkan kearifan lokal dalam teknik memasak. Metode memasak ini menggunakan batu panas sebagai media pembakaran, memberikan aroma dan rasa yang khas pada ikan. Proses memasaknya dimulai dengan membuat lubang di tanah yang diisi batu-batu panas.
Ikan yang akan dimasak dibumbui dengan rempah-rempah lokal dan dibungkus daun pisang sebelum dibakar. Metode ini tidak hanya menghasilkan cita rasa yang unik tetapi juga menjaga kelembapan dan nutrisi ikan. Hidangan ini biasanya disajikan dengan sayuran lokal dan sambal colo-colo khas Papua.
Hidangan Berbasis Sagu
5. Sagu Lempeng: Camilan Tradisional Tahan Lama
Sagu lempeng merupakan olahan sagu yang dipanggang hingga berbentuk lempengan tipis dan kering. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian khusus untuk menghasilkan tekstur yang pas – tidak terlalu keras namun cukup renyah. Makanan ini populer sebagai bekal perjalanan karena sifatnya yang tahan lama.
Masyarakat Papua Pegunungan menikmati sagu lempeng dengan berbagai cara. Ada yang mengonsumsinya langsung sebagai camilan, ada pula yang memadukannya dengan kuah ikan atau sayur. Varian manis sagu lempeng biasanya ditambahkan gula merah atau sirup, menciptakan perpaduan rasa manis dan tekstur renyah yang memikat.
6. Martabak Sagu (Da'dak): Inovasi Kuliner Papua
Da'dak atau martabak sagu adalah bukti kreativitas masyarakat Papua dalam mengolah sagu. Hidangan ini menggabungkan tepung sagu dengan gula aren, menciptakan kudapan manis yang diminati berbagai kalangan. Proses pembuatannya memadukan teknik tradisional dengan sentuhan modern.
Martabak sagu memiliki tekstur yang unik – bagian luar yang sedikit renyah dengan bagian dalam yang lembut. Hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara penting atau sebagai suguhan untuk tamu. Rasanya yang manis dan gurih menjadikannya alternatif yang menarik dari martabak biasa.
Advertisement
Camilan dan Kudapan Tradisional
7. Kue Lontar: Manis Menggoda dari Papua
Kue lontar adalah kudapan manis yang mirip dengan pie susu namun memiliki ciri khas tersendiri. Teksturnya yang lembut dan creamy membuat kue ini menjadi favorit sebagai hidangan penutup. Pembuatan kue lontar melibatkan proses yang teliti untuk mendapatkan tekstur yang sempurna.
Resep kue lontar telah diwariskan secara turun-temurun dalam masyarakat Papua Pegunungan. Kombinasi bahan-bahan berkualitas dengan teknik pembuatan tradisional menghasilkan cita rasa yang konsisten. Kue ini sering dijadikan buah tangan oleh wisatawan yang berkunjung ke Papua.
8. Norohombi: Perpaduan Rasa Laut dan Daratan
Norohombi adalah kue tradisional yang unik karena menggabungkan sagu, kelapa parut, dan udang kering. Perpaduan bahan-bahan ini menciptakan cita rasa gurih yang khas. Kue ini dibungkus dengan daun pisang sebelum dipanggang, menambahkan aroma alami yang menggugah selera.
Dalam tradisi Papua Pegunungan, norohombi sering hadir dalam berbagai acara adat. Proses pembuatannya yang rumit menjadikannya istimewa dan hanya dibuat pada kesempatan tertentu. Rasanya yang unik menjadi daya tarik tersendiri bagi pecinta kuliner yang ingin mencoba sesuatu yang berbeda.
9. Kue Sagu (Bagea): Warisan Kuliner Timur Indonesia
Bagea atau kue sagu adalah camilan tradisional yang memadukan tepung sagu dengan kelapa parut dan gula. Teksturnya yang renyah di luar namun lembut di dalam menciptakan pengalaman makan yang menyenangkan. Kue ini sering dijadikan bekal atau camilan sehari-hari masyarakat Papua.
Proses pembuatan bagea membutuhkan kesabaran dan keahlian khusus. Adonan harus diolah dengan tepat agar menghasilkan tekstur yang ideal. Varian modern bagea kadang ditambahkan dengan berbagai rasa seperti cokelat atau keju, namun tetap mempertahankan cita rasa tradisionalnya.
Hidangan Protein Unik
10. Sate Ulat Sagu: Protein Alternatif Kaya Nutrisi
Sate ulat sagu merupakan salah satu hidangan unik yang menjadi kebanggaan kuliner Papua Pegunungan. Ulat sagu, yang dalam bahasa lokal disebut "koo", didapatkan dari pohon sagu yang telah ditebang. Hidangan ini terkenal akan kandungan proteinnya yang tinggi dan rendah kolesterol, menjadikannya pilihan makanan sehat yang tak biasa.
Proses pengolahan sate ulat sagu memerlukan keahlian khusus. Ulat sagu segar dipilih dengan teliti sebelum ditusuk dan dipanggang hingga matang sempurna. Aroma panggangannya yang khas sering mengundang rasa penasaran wisatawan. Hidangan ini biasanya disajikan dengan papeda atau roti sagu, menciptakan kombinasi makanan yang bergizi dan mengenyangkan.
11. Cacing Laut: Hidangan Ekstrim Kaya Manfaat
Meskipun terdengar ekstrim, cacing laut merupakan salah satu makanan khas Papua Pegunungan yang memiliki banyak penggemar. Hidangan ini diyakini memiliki berbagai manfaat kesehatan, terutama untuk meningkatkan stamina. Cacing laut dapat diolah dengan berbagai cara, mulai dari digoreng hingga dibuat sate dengan bumbu balado.
Sebelum diolah, cacing laut melalui proses pembersihan yang sangat teliti. Kepala dan ekornya dibuang terlebih dahulu untuk mendapatkan bagian yang paling baik. Masyarakat lokal telah mengembangkan teknik budidaya cacing laut untuk menjaga ketersediaannya, sekaligus memastikan kualitas yang terjaga.
Advertisement
Hidangan Pendamping dan Sambal
12. Colo-colo: Sambal Penyegar dari Timur
Colo-colo adalah sambal khas Papua yang menjadi pendamping sempurna untuk berbagai hidangan. Kombinasi cabai, bawang merah, tomat, dan jeruk nipis menciptakan rasa pedas segar yang menggugah selera. Sambal ini tidak hanya menambah cita rasa tetapi juga menyegarkan, terutama saat disantap bersama ikan goreng atau papeda.
Setiap keluarga di Papua Pegunungan memiliki resep colo-colo tersendiri, yang diwariskan secara turun-temurun. Perbedaan komposisi bahan dan tingkat kepedasannya mencerminkan keragaman selera masyarakat lokal. Sambal ini juga sering dijadikan olesan untuk ikan bakar, menambah dimensi rasa pada hidangan tersebut.
13. Aunu Senebre: Paduan Sederhana Penuh Rasa
Aunu senebre adalah hidangan pendamping yang terbuat dari campuran teri goreng, nasi, kelapa parut, dan daun talas yang dibumbui. Proses pembuatannya melibatkan pengukusan semua bahan hingga menghasilkan aroma dan rasa yang menyatu. Hidangan ini sering disajikan sebagai pendamping papeda atau dapat dinikmati sebagai makanan utama.
Keunikan aunu senebre terletak pada perpaduan tekstur dan rasanya yang kompleks. Teri goreng memberikan rasa gurih dan tekstur renyah, sementara kelapa parut menambahkan kelembutan dan aroma khas. Daun talas yang dibumbui memberikan sentuhan rasa lokal yang otentik.
Inovasi Kuliner Modern
14. Ikan Bungkus: Teknik Modern dengan Cita Rasa Tradisional
Ikan bungkus merupakan hasil inovasi kuliner yang memadukan teknik memasak modern dengan bahan-bahan tradisional Papua. Ikan segar dibungkus dalam daun pisang bersama bumbu rempah pilihan, kemudian dikukus atau dibakar hingga matang. Metode ini tidak hanya menghasilkan ikan yang lembap dan beraroma harum, tetapi juga menjaga kandungan nutrisinya.
Variasi bumbu yang digunakan dalam ikan bungkus mencerminkan kekayaan rempah-rempah Papua. Setiap daerah memiliki racikan bumbu khasnya sendiri, mulai dari yang ringan hingga yang pedas menyengat. Hidangan ini semakin populer di restoran-restoran modern yang menyajikan masakan Papua.
15. Papeda Bungkus: Modernisasi Makanan Pokok
Papeda bungkus adalah bentuk modernisasi dari papeda tradisional yang dibuat lebih praktis untuk dibawa dan disantap. Versi ini memiliki tekstur yang lebih padat dan dikemas dalam porsi yang lebih kecil. Inovasi ini muncul sebagai respons terhadap gaya hidup modern yang menuntut kepraktisan tanpa mengorbankan keaslian rasa.
Di pasar-pasar tradisional Papua, papeda bungkus sering dijual bersama kelapa parut dan sambal sebagai pelengkap. Bentuknya yang praktis memudahkan para pekerja dan pelajar untuk tetap menikmati makanan tradisional mereka. Inovasi ini membuktikan bahwa kuliner tradisional Papua dapat beradaptasi dengan kebutuhan zaman modern.
Advertisement