Luhut: 24 Profesor Indonesia di Luar Komit Pulang ke Tanah Air

Menurut Luhut, dari jumlah itu, delapan profesor di antaranya sudah membantu Jokowi dalam mengambil keputusan.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 18 Agu 2016, 07:35 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 07:35 WIB
20160816-Arcandra-Tahar-FF
Arcandra Tahar (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus kewarganegaraan yang menimpa mantan Menteri ESDM Arcandra Tahar membawa hikmah. Setelah Arcandra berkomitmen akan membantu Indonesia, banyak profesor asal Indonesia yang berdiam di luar negeri berpikir serupa.

"Ada 70 profesor Indonesia yang sekarang ada di luar negeri. Sebagiannya berkewarganegaraan Amerika, sebagian tidak. Karena ada 24 kemarin yang sudah komit kembali ke Indonesia dan membantu Indonesia," kata Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu 17 Agustus 2016.

Menurut dia, dari jumlah itu, delapan orang di antaranya sudah membantu Jokowi dalam mengambil keputusan. Hanya, mereka masih pulang dan pergi ke negara mereka berdiam.

Kegiatan mereka membantu kerja Presiden Joko Widodo memang tak terdengar. Terlebih, mereka tidak duduk di level menteri. Namun, hal ini merupakan sesuatu yang positif dan harus didukung.

"Sekarang ada tren itu, bilamana ada perbedaan ya kita jangan terus lihat negatifnya, tapi positifnya. Karena mereka membawa nilai tambah membawa Indonesia menjadi lebih bagus," imbuh Luhut.

Dia mencontohkan profesor asal Indonesia di Lousiana State University. Luhut mengatakan profesor itu sudah menjadi warga Amerika, tapi dia mengajak Indonesia untuk lebih maju.

Kemudian, Prof George Anwar yang kebetulan asli Padang seperti Arcandra. Luhut menyebut George cukup terkenal sebagai salah satu mechanical engineering terbaik di Amerika. George, tutur Luhut, ingin juga datang ke Indonesia.

"Dan saya kira tinggi eksodus ke Indonesia karena Indonesia memiliki peluang bagus. Saya bilang teman-teman yang senior janganlah kita melihat hal negatif. Mari kita komentari yang positif," papar purnawirawan jenderal bintang empat itu.

Bagi Luhut, masalah kewarganegaraan yang dihadapi para profesor ini pasti ada jalan keluar. Yang terpenting, para profesor ini punya niat baik untuk bekerja dan mencari solusi terbaik atas berbagai permasalahan bangsa.

"Kalau dia bisa berikan nilai tambah ke Indonesia, kenapa tidak? Di mana-mana itu bisa terjadi. Kita juga jangan menutup diri. Jangan bilang Indonesia-Indonesia. Kalau bego enggak tercapai apa juga kita. Harus berpikir positif, jangan nyalahin bilang ini itu, kurang arif menurut saya. Apalagi kalau sudah senior dan tua-tua, kalau kalian yang muda ngomong masih saya terima," pungkas Luhut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya