Liputan6.com, Jakarta - Orangtua korban vaksin palsu Maruli Silaban (37) menggugat empat pihak yang terkait dalam kasus tersebut, yakni Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, dokter Muhidin dari rumah sakit tersebut, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Namun, dia mengaku kecewa dengan adanya para orangtua pasien dokter Indra yang merupakan tersangka vaksin palsu, yang malah meminta penangguhan penahanan di saat dirinya menggugat dan memperjuangkan hak para korban vaksin palsu.
"Ini sesuatu yang membingungkan. Ini ada apa, permainan siapa," tutur Maruli di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Cakung, Jakarta Timur, Kamis 25 Agustus 2016.
Advertisement
Dia menyatakan, untuk apa menyuarakan pembelaan kepada tersangka vaksin palsu yang jelas-jelas melakukan kesalahan. "Salah satu dokter yang memvaksin anak saya Harmon Mawardi ini sudah tersangka. Kalau dibuat penangguhan penahanan ini ada apa. Ini jelas-jelas melakukan kejahatan," tukas Maruli.
Dia menyatakan kalau sampai terjadi pengabulan penangguhan penahanan, maka hukum di Indonesia jelas telah dimainkan.
"kita kecewa. Ini proses hukumnya tidak bagus. Dokter Harmon salah satunya yang (sudah) dinyatakan tersangka," pungkas dia.
Sejumlah orangtua pasien yang selama ini ditangani dokter Indra Sugiarno, tersangka dalam kasus vaksin palsu, mendatangi Kantor Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Jakarta Pusat. Kedatangannya dimaksudkan untuk memberikan pembelaan kepada Indra, yang menurut mereka telah mendapat kerugian besar dari kasus vaksin palsu.
Perwakilan para orangtua pasien asli dokter Indra yang terdiri dari 10 orang itu mengaku sangat prihatin dengan banyaknya pemberitaan yang menyudutkan si dokter. Sebab, bagi mereka, dokter Indra telah banyak memberikan penanganan yang sangat memuaskan kepada anak-anak mereka.
"Dokter ini orang baik. Kami masih percaya kepada beliau sebagai dokter spesialis anak. Orangtua pasien ini ketika mau berobat tapi beliau tidak ada, kan di Bareskrim. Kami minta perlindungan anak-anak kami karena penanganannya hanya beliau yang mengerti historinya," tutur Ketua Koalisi Stay Trust Dokter Indra, Faisal Ismail Talib di Kantor KPAI, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu 24 Agustus 2016.