Liputan6.com, Jakarta - Korban serangan teror bom Gereja Stasi Santo Yosep, Pastor Albert Pandiangan mengaku tidak mengenal pelaku, IAH yang sempat berupaya menyerangnya. Dalam penyerangan itu, Pastor Albert mengalami luka ditangan."Saya tidak mengenalnya, tiba-tiba saja pelaku melakukan penyerangan saat ibadah sedang berlangsung," kata Pastor Albert saat ditemui di kantor Sekretariat Gereja, Jalan Hayam Wuruk, Senin (29/8/2016).
Dijelaskan Albert, saat pelaku melakukan penyerangan, dirinya sedang memberikan ceramah. Ia baru menyadari kalau dirinya jadi sasaran saat pelaku berlarimengarah ke posisinya yang berada di atas mimbar dengan kondisi menyandang tas berpercikan api.
Berusaha menghindar, Albert justru mengalami luka di lengan kiri akibat sabetan pelaku yang menenteng pisau. Akibat peristiwa tersebut, ia sempat alami trauma dan sempat enggan ditemui awak media.
Advertisement
"Kita berharap petugas kepolisian secepatnya mengungkap kasus ini dan mencegah kejadian serupa terulang," ungkap Albert.
Hingga kini pelaku teror bom Gereja Stasi Santo Yosep, Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumatera Utara, IAH, masih menjalani proses pemeriksaan intensif di Mapolresta Medan.
Sementara kondisi Pastor sendiri saat ini telah membaik dan hanya mengalami luka di tangan kirinya.