Liputan6.com, Jakarta Anggota kelompok teroris Mujahiddin Indonesia Timur (MIT), Basri ditangkap Satgas Operasi Tinombala di kawasan hutan di Poso Pesisir, Poso, Sulawesi Tengah pada Rabu (14/9/2016) pagi.
Ternyata, Basri ketika itu tengah mencari logistik makanan bersama istrinya Nurmi Usman dan dua orang anggota MIT lainnya, Andika dan Sabron.
Kapolda Sulawesi Tengah, Brigjen Rudy Sufahriadi meralat pernyataan sebelumnya bahwa terjadi baku tembak ketika penangkapan Basri. Dia menuturkan, keempatnya berupaya menyeberang sebuah sungai untuk menuju ke suatu desa. Namun nahas, mereka malah hanyut terbawa arus sungai.
Advertisement
"Si Andika duluan yang hilang, akhirnya berempat hilang semua. Senjata yang mereka bawa juga hilang. Termasuk Basri yang hanyut tapi dia bisa ke pinggir sungai," tutur Rudy di kompleks Mabes Polri, Rabu (13/9/2016).
"Mereka mau menyeberang. Mereka kan kelaparan juga, habis makan logistiknya karena cuaca di sana sedang ekstrem," sambung Rudy.
Dia mengatakan, petugas di lapangan awalnya menemukan jenazah Andika yang terluka berada di bibir sungai pada pukul 09.00 WIB. Andika, mengalami luka parah di bagian kepala.
Kemudian tak lama berselang, sambung dia, anggotanya menemukan istri Basri, Nurmi Usman dalam keadaan selamat. Satu jam kemudian, barulah Basri ditemukan tak jauh dari lokasi.
"Satu buronan lagi atas nama Sabron belum tertangkap. Kami lagi cari," ucap Rudy.
Dia mengungkapkan, dari tangan Basri anggotanya mengamankan barang bukti yaitu satu buah bom dan sejumlah dokumen. "Satu bom lontong dan barang pribadi milik Basri," tandas Rudy.