Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti kelar diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam kasus dugaan suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor. Djarot diperiksa sebagai saksi untuk tersangka mantan Ketua DPD RI Irman Gusman.
Djarot mengakui, ada kontak dari Irman terkait dengan penambahan kuota distribusi impor gula kepada CV Semesta Berjaya untuk wilayah Sumateta Barat tahun 2016. Irman diketahui mengontak untuk merekomendasikan penambahan kuota distribusi itu.
Cuma, Djarot mengatakan Irman hanya sekali menghubungi dirinya. Pembicaraan nirkabel itu membicarakan soal harga gula di Sumatera Barat.
Advertisement
"Beliau telepon. Cuma sekali itu. (Dalam pembicaraan itu) yang saya tangkap, Beliau cuma mengabarkan kalau di sana (Sumbar) harga gula mahal," ucap Djarot di Gedung KPk, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Atas kontak telepon itu, Djarot mengakui menindaklanjuti permintaan Irman tersebut. Di mana dia menjanjikan jika memang stok gula impornya ada, maka dikirim ke CV Semesta Berjaya.
"Ya saya akan segera tindaklanjuti, kalau saya punya barang (gula), saya akan kirim," ucapnya.
Djarot menjelaskan, Bulog pada akhirnya mengirim penambahan kuota gula impor untuk Padang, Sumbar. Dari total 3 ribu ton gula impor yang diminta Irman, Djarot mengklaim baru seribu ton yang dikirim ke sana.
"Sudah dikirim. Kirim seribu ton dari 3 ribu ton," ucap Djarot.
Namun dia membantah gula impor itu khusus untuk alokasi wilayah Sumbar. Dia mengklaim, pengiriman gula impor itu untuk seluruh wilayah Indonesia.
"Itu alokasi untuk seluruh Indonesia, alokasi daerah tidak ada," ujar Djarot.
Keterangan Berbeda
Sebelumnya, Djarot pernah membantah menerima rekomendasi kuota impor gula dari Irman Gusman. Kata dia, tak ada intervensi dari Irman terkait kuota impor gula yang diberikan Bulog untuk CV Semesta Berjaya.
"Yang bersangkutan tidak ada hubungannya dengan proses importasi gula oleh Bulog. Dan untuk bisa ikut menyalurkan gula, jelas ada syarat dan ketentuannya. Yang pasti, tidak ada syarat-syarat rekomendasi," kata Djarot saat dikonfirmasi belum lama ini.
Dia menjelaskan, untuk penguatan stok gula Bulog melakukan pembelian gula baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri atau impor. Khusus untuk pembelian dari dalam negeri Bulog membeli dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
"Untuk pembelian dari luar negeri (impor), Bulog tidak berhubungan dengan perusahaan lokal manapun, termasuk dengan CV SB (Semesta Berjaya)," ucap Djarot.
Untuk informasi, KPK menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus dugaan suap rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor wilayah Sumatera Barat tahun 2016 yang diberikan Bulog kepada CV Semesta Berjaya.
Ketiganya, yakni bekas Ketua DPD RI, Irman Gusman serta Direktur Utama CV Semesta Berjaya, Xaveriandy Sutanto dan istrinya, Memi. Irman diduga menerima suap Rp 100 juta dari Xaveriandy dan Memi sebagai hadiah atas rekomendasi penambahan kuota distribusi gula impor untuk CV Semesta Berjaya tersebut.