Jokowi: Raja Bhumibol Wafat, Dunia Kehilangan Pemimpin Merakyat

Jokowi mengaku merasa kehilangan atas wafatnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 13 Okt 2016, 20:56 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2016, 20:56 WIB
Jokowi menyampaikan ungkapan dukacita atas wafatnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, Kamis (13/10/2016) di Istana Kepresidenan  Jakarta
Jokowi menyampaikan ungkapan dukacita atas wafatnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, Kamis (13/10/2016) di Istana Kepresidenan Jakarta (Biro Pers Setpres)

Liputan6.com, Jakarta - Raja Thailand Bhumibol Adulyadej meninggal dunia pada usia 88 tahun. Raja Bhumibol meninggal karena sakit yang dideritanya. Berbagai ucapan belasungkawa pun disampaikan oleh para pemimpin dunia, tak terkecuali Presiden RI Joko Widodo.

Dalam pernyataan resmi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jokowi mengaku merasa kehilangan atas wafatnya Raja Bhumibol.

"Atas nama pemerintah dan rakyat Indonesia saya menyampaikan dukacita yang mendalam atas berpulangnya Raja Bhumibol Adulyadej," kata Jokowi, Kamis (13/10/2016).

Presiden mengatakan dirinya cukup mengenal sosok Raja Bhumibol sebagai pemimpin yang dekat dengan rakyat. Raja Negeri Gajah Putih itu juga dikenal sebagai pembawa pesan perdamaian dan kesejahteraan bagi rakyat.

"Dunia kehilangan seorang pemimpin yang dekat dengan rakyatnya, pembawa kedamaian persatuan, dan kesejahteraan bagi rakyat Thailand," ucap Jokowi.

Ia menilai, segala kebaikan yang dilakukan oleh raja yang berkuasa selama 70 tahun itu patut menjadi teladan bagi para pemimpin dunia lainnya.

"Kesederhaan Raja Bhumibol dan perhatiannya terhadap rakyat patut kita teladani," Jokowi menandaskan.

Pihak Kerajaan Thailand menyatakan Raja Bhumibol wafat pada Kamis 13 Oktober 2016 pukul 15.52 di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok.

Raja Bhumibol memimpin negerinya selama 70 tahun, melewati masa-masa sulit Perang Dingin dan konflik dengan sejumlah negara tetangga, Laos, Vietnam, dan Kamboja.

Ia juga memimpin rakyatnya melewati sejumlah pergolakan, termasuk kudeta militer pada Mei 2014 lalu -- yang ke-12 sejak berakhirnya monarki absolut pada 1932.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya