Jokowi-JK Tanggapi Pernyataan SBY soal Intelijen Error

Jokowi menilai kesalahan apa pun yang terjadi sebagai hal yang wajar.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 03 Nov 2016, 16:20 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2016, 16:20 WIB
Jokowi-JK
Sidang kabinet Paripurna yang dipimpin Presiden Joko Widodo, di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (4/2/2015) pagi, membahas Pilkada serentak, Perppu perubahan UU tentang kelautan, dan tentang perumahan rakyat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara karena dicurigai sebagai salah satu pihak yang menggerakkan demonstrasi pada Jumat, 4 November besok. SBY pun menilai munculnya informasi tersebut karena adanya kesalahan intelijen dalam memberikan informasi.

Presiden Jokowi pun akhirnya buka suara terkait pernyataan tersebut. Pria yang biasa disapa Jokowi menilai kesalahan itu sebagai hal yang wajar.

"Ya namanya manusia, kadang bisa benar, kadang bisa enggak bener. Bisa error, bisa enggak error," ujar Jokowi saat memberi pernyataan pers di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (3/11/2016).

Menyambung apa yang disampaikan Jokowi, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang juga hadir dalam kesempatan itu mengatakan apa yang disampaikan oleh intelijen bukanlah soal salah atau benar.  

"Itu kan informasi dan analisis," ujar JK.

Ia pun menganggap pernyataan SBY merupakan analisis pribadi yang sangat mungkin berbeda dengan apa yang diyakini oleh pemerintah.

"Info kan beda-beda, yang ditangkap Pak SBY beda dan analisis kita beda. Itu biasa," ucap dia. 

SBY Sebut Intelijen Error

SBY sebelumnya menyayangkan adanya tudingan yang menuduh seseorang atau kalangan partai politik sebagai pihak yang mendanai aksi unjuk rasa 4 November.

"‎Fitnah lebih kejam dari pembunuhan, I tell you," kata SBY di kediamannya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Rabu, 2 November 2016.

Selain itu, dia juga menilai tuduhan seperti itu sama saja menghina rakyat yang akan melakukan demo 4 November. ‎Sebab, masyarakat yang akan demonstrasi nanti bukan rakyat bayaran.

Urusan hati nurani, kata dia, tidak ada yang bisa mempengaruhi dengan uang.

"Sekali lagi, karena saya mengetahui, mudah-mudahan yang saya dengar itu tidak benar, kalau ada analisis intelijen, sumber-sumber kepolisian bahwa ada pihak ini gerakkan, partai politik ini punya kepentingan gerakkan unjuk rasa itu," kata dia.

"Saudara-saudara, berbahaya jika di sebuah negara ada intelijen ‎failure, intelijen error," ujar SBY.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya