Ketua DPR Kutuk Bom di Gereja Samarinda

Akom mengatakan, pelemparan molotov di Samarinda tersebut merupakan ulah teroris.

oleh Mevi Linawati diperbarui 14 Nov 2016, 21:27 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 21:27 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR Ade Komarudin mengutuk keras pelemparan bom molotov di Gereja Oikomene, Sengkotek, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu 13 November 2016. Akibat kejadian itu, nyawa seorang balita melayang.

"DPR mengutuk keras peristiwa itu, yang tak berdosa terkena akibatnya, terlebih anak-anak, sudah ada yang wafat 1 orang. Kita terpukul betul karena anak-anak masa depan bangsa kita," kata Ade di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2016).

Pria yang kerap disapa Akom ini mengatakan, pelemparan molotov di Samarinda tersebut merupakan ulah teroris. Terorisme merupakan salah satu musuh besar bangsa selain narkoba dan korupsi.

"Ketiganya itu musuh besar bangsa kita yang secara sistematis kekuatan bangsa harus dikerahkan untuk memberantas tiga hal itu tanpa henti. Untuk kesekian kalinya juga terjadi peristiwa itu lagi," ujar dia.

Politikus Partai Golkar ini juga mengkhawatirkan adanya penyusupan teroris yang masuk ke Indonesia pada saat demo 4 November lalu.

"Itu yang saya khawatirkan penyusupan teroris ini pada saat rakyat kita melakukan demonstrasi. Padahal bukan rakyat yang sesungguhnya untuk sampaikan aspirasi, tapi justru ini disusupi oleh para teroris untuk rusak demokrasi. Ini harus diwaspadai semua elemen bangsa," ucap dia.

Akom membantah, kejadian bom ini merupakan pengalihan isu. Ia menegaskan, terorisme itu bukanlah isu karena tidak muncul tiba-tiba begitu saja.

Dia mengatakan, masalah teroris bukan terjadi di Indonesia saja.  Teroris merupakan masalah global dan negara tidak boleh terlalu longgar terhadap semua pendatang yang masuk dan keluar.

"Yang saya khawatirkan ini kan yang lulusan Suriah yang menyusup dalam aksi-aksi yang menyatakan pendapat, membuat malapetaka rakyat Indonesia," tegas Akom.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya