Peringatan Tsunami Aceh, Bukan untuk Buka Luka Lama tapi...

Tsunami Aceh tak hanya memorak-porandakan Tanah Rencong, tapi juga berdampak ke berbagai negara.

oleh Windy Phagta diperbarui 26 Des 2016, 12:07 WIB
Diterbitkan 26 Des 2016, 12:07 WIB
Gempa
Masjid yang masih berdiri ditempa tsunami di Aceh. (foto: ABC.net)

Liputan6.com, Jakarta Setelah 12 tahun gempa dan tsunami Aceh, masyarakat diminta untuk tetap bangkit dan memajukan daerah. Selain itu juga membangun budaya siaga bencana di masyarakat.

"Pelaksanaan peringatan gempa dan tsunami Aceh bukanlah untuk membuka kembali kesedihan dan luka lama. Acara ini untuk membangkitkan semangat agar lebih meningkatkan keimanan sekaligus menyadarkan agar lebih peduli pada lingkungan," kata Menurut Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Mayjen TNI Purn Soedarmo dalam sambutannya saat memperingati 12 Tahun Bencana Tsunami Aceh di Masjid Baiturrahim, Ule Lhee, Banda Aceh, Senin (26/12/2017).

Soedarmo menambah, dunia telah mengakui bahwa gempa bumi dan tsunami Aceh 12 tahun silam merupakan salah satu tragedi paling memilukan dalam peradaban manusia.

Tsunami tidak hanya memorak-porandakan Aceh, tapi juga berdampak hingga ke berbagai negara lainnya. Seperti India, Sri Lanka, Thailand dan sebagainya. Korban yang meninggal dunia lebih dari 200 ribu jiwa.

"Tentunya sangat menusiawi jika kita bersedih ketika mengenang peristiwa tersebut, namun demikian, tentu tidak tepat jika kita hanya membayangkan kesedihan dari musibah tersebut," ujar Soedarmo.

Soedarmo mengharapkan masyarakat dapat memetik pelajaran dari tsunami Aceh itu. Salah satu pelajaran adalah perlunya mendorong agar masyarakat Aceh peduli tentang masalah kebencanaan. Apalagi Aceh termasuk salah satu wilayah yang terletak di kawasan rawan bencana.

"Kita lihat sendiri, setelah peristiwa gelombang raya 12 tahun silam, berbagai bencana lain juga melanda Aceh," tambah Soedarmo.

Beberapa dari bencana yang melanda Aceh itu terjadi akibat kerusakan alam, di mana manusia juga turut berperan melakukannya. Karena itu, ia mengajak masyarakat agar dapat menahan diri dari segala perbuatan yang berpotensi merusak alam lingkungan.

Selain itu pengetahuan di bidang kebencanaan harus pula ditingkatkan agar upaya mitigasi bencana dapat dilakukan secara cepat, efektif, dan masif.

"Saya juga mengimbau masyarakat Aceh di tingkat-tingkat kecamatan untuk membentuk dan mengembangkan komunitas-komunitas peduli bencana serta aktif menyosialisasikan teknik-teknik penanggulangan bencana," pinta Soedarmo.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya