Tangis Pilu Warnai Pemakaman Nadia Korban Kapal Zahro Expres

Kepergian Nadia tak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, tapi juga teman-temannya.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 06 Jan 2017, 07:09 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2017, 07:09 WIB
Korban Zahro Expres
(Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Depok - Puluhan siswa Kelas XI, SMAN 6 Tangerang Selatan, mengantarkan Nadia Syifa Musdalifa ke tempat peristirahatan terakhirnya di TPU Bambon, Kelurahan Beji Timur, Kecamatan Beji, Kota Depok, Kamis sore, 5 Januari 2017.

Nadia bersama kedua orangtuanya M Nurdin dan Homsari, serta kedua adiknya Rifa Rizkyawan dan Nazwa Sarla, menjadi korban terbakarnya Kapal Zahro Expres pada Minggu 1 Januari 2017.

Tak hanya Nadia, sang ayah dan adiknya Nazwa Sarla juga ditemukan dan dinyatakan meninggal lebih dulu. Sedangkan, sang ibunda, Homsari dan adik bungsunya Rifa Rizkyawan berhasil menyelamatkan diri dan masih dalam perawatan di rumah sakit.

Pantauan Liputan6.com, jenazah Nadia tiba di pemakaman pada pukul 17.00 WIB, dengan diantar ambulans milik Rumah Sakit Polri Kramat Jati.

Sesampainya di pemakaman, jenazah Nadia langsung disambut isak tangis keluarga, kerabat, serta teman sekolah perempuan 16 tahun itu.

Tangisan duka terus terdengar saat jenazah Nadia dimasukan ke liang lahat. Nadia dimakamkan berdampingan dengan makam sang ayah dan adik keduanya, yang dimakamkan pada Selasa malam, 3 Januari 2016.

Teman sebangku almarhumah, Putri Rachmawati, mengungkapkan Nadia dikenal sebagai pribadi yang baik. Tak jarang, teman-teman sekelas sering curhat dengan almarhumah.

"Nadia orangnya tidak pernah nyakitin orang, dia itu pendiam dan sering menolong teman-temannya," ucap Putri kepada Liputan6.com saat pemakaman.

Kepergian Nadia meninggalkan duka mendalam bagi Putri dan sahabat lainnya. Terlebih, mereka sudah berteman hampir dua tahun.

"Sedih banget. Apalagi kami selalu bersama-sama dan selalu bareng-bareng terus," ujar Putri mengenang.

Tragedi Zahro Expres

KM Zahro Expres tujuan Pulau Tidung tiba-tiba terbakar setelah berlayar sekitar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu 1 Januari 2017, pukul 08.30 WIB.

Akibat kebakaran itu, 23 penumpang dinyatakan meninggal, 17 luka-luka, 17 hilang, dan 145 orang selamat. Zahro Expres diduga membawa lebih dari 200 penumpang. Sedangkan, nahkoda dan anak buah kapal atau ABK Zarho Expres sendiri berhasil kabur, saat kebakaran terjadi.

Sementara, korban hilang masih dalam pencarian. Penyebab kebakaran juga masih dalam penyelidikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Dugaan sementara ada indikasi kelalaian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya