Dishub Sebut Halte Transjakarta Tendean-Ciledug Urusan Bina Marga

Kewenangan untuk menjelaskan hak tersebut sepenuhnya kewenangan Dinas Binamarga.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Jan 2017, 14:23 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2017, 14:23 WIB
20161124-Pemasangan Pipa Saluran Air di Jalan Layang Busway-Jakarta
Dua pekerja tengah memasang pipa saluran air di jalan layang khusus TransJakarta Tendean-Ciledug, di Jakarta, Kamis (24/22). Proyek pembangunan jalan layang Transjakarta Koridor XIII Tendean-Ciledug sudah hampir rampung. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI (Kadishub DKI) Andri Yansah enggan bicara banyak soal keluhan halte layang Transjakarta koridor XIII Ciledug-Tendean yang dianggap terlalu tinggi.

Andri mengatakan kewenangan untuk menjelaskan hak tersebut sepenuhnya kewenangan Dinas Binamarga.   
"Kalau enggak salah hari ini juga lagi dirapatkan di Bina Marga," ungkap Andri di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (9/1/2017).

Dia menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Bina Marga selaku perencana dan pembuat jembatan yang terdiri dari 3 lantai dan dianggap tidak layak untuk penyandang disabilitas juga ibu hamil tersebut.

"Kalau masalah Ciledug-Tendean lebih baik ngomongnya sama Bina Marga, kan yang merencanakan, yang membuat," pungkas Andri.

Sebelumnya, akses ke sejumlah halte Transjakarta untuk koridor 13 di jalur jalan layang rute  Tendean-Ciledug, tampak menyulitkan bagi penggunanya.

Dengan halte yang menjulang tinggi, bahkan ada dua halte yang tingginya 20 meter, akan menyulitkan bagi ibu hamil, anak-anak, orangtua dan penyandang disabilitas. Hal ini pun banyak menimbulkan protes dari warga ibu kota.

Proyek pembangunan jalan layang dengan panjang sekitar 9,3 kilometer itu, memang belum selesai secara keseluruhan, namun hingga saat ini pengerjaan pembangunan fisiknya sudah mencapai sekitar 97 persen, masuk dalam proses pengaspalan jalan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya