Liputan6.com, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia (TNI) menggelar Rapat Pimpinan tahun anggaran 2017. Dalam pidato pembuka, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo membeberkan segala kegiatan yang dilakukan TNI terutama dalam mewujudkan swasembada pangan.
Gatot bahkan bercerita soal konsekuensi yang harus dihadapi ketika swasembada pangan ini tidak bisa terwujud. Gatot sempat akan dicopot bila swasembada pangan tak terwujud dalam 5 tahun.
Baca Juga
Target itu diberikan Jokowi kepada Gatot saat dirinya masih menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Tanggung jawab perwujudan swasembada pangan memang ada pada KSAD.
Advertisement
"Bapak dulu menyatakan jika dalam 5 tahun tidak swasemda pangan saya akan dicopot, sekarang saya Panglima TNI. Itu tugas KSAD," tutur Gatot di Aula Gatot Subroto Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Swasembada pangan bukan tidak mungkin diwujudkan di Indonesia. Dengan semua sumber daya alam yang dimiliki, kondisi geografis yang didukung tol laut membuat swasembada pangan bisa segera diwujudkan.
"Sesuai dengan visi, terwujudnya Indonesia yang berdualat," lanjut Gatot.
Gatot juga menyampaikan keluhan yang dialami KSAD Jenderal Mulyono dalam mewujudkan swasembada pangan. Mulyono hampir frustasi melihat petani sering ditipu, dibeli dengan harga rendah. Karena itu, TNI menawarkan konsep pembangunan Sentra Pelayanan Petani Padi Terpadu (SP3T).
"Saya rasa kalau rahasia ini dibuka akan banyak bisnis yang mengikuti konsep ini. Jika ini dicanangkan petani akan lebih sejahtera," ujar Gatot.
Dalam video yang ditampilkan mengenai kinerja SP3T, badan ini akan mengurus segala hal tentang pertanian mulai dari pembibitan, penanaman, hingga panen, dan penjualan.