Wiranto Imbau Masyarakat Jangan Jadikan Demo Sebagai Tren

Menko Polhukam Wiranto menilai, harusnya demo sebagai jalan terakhir bila tak lagi bisa diselesaikan melalui komunikasi.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 17 Jan 2017, 06:48 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2017, 06:48 WIB
20160926 Wiranto Buka Pertemuan Nasional Pertama Para Kepala Daerah Kader Golkar
Menkopolhukam Wiranto memberikan sambutan saat acara Pertemuan Nasional - 1 Legislatif dan Eksekutif Partai Golkar di Jakarta, Senin (26/9). Acara dihadiri tokoh golkar Akbar Tandjung, Aburizal Bakrie, Nurdin Halid. (Liputan6/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Demo bertema pembelaan terhadap sesuatu belakangan semakin marak, mulai dari bela agama sampai bela rakyat. Seperti demo hari ini di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, terkait tuntutan agar Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal Anton Charlian dicopot.

Karena itu, Menko Polhukam Wiranto mengimbau kepada masyarakat, agar demo jangan dijadikan seperti tren yang memojokkan pihak tertentu, meski pun menyuarakan pendapat diperbolehkan dalam undang-undang.

"Jangan sampai demo menjadi tren, tren untuk menekan, tren untuk menyulitkan, tren seseorang menjelekkan pemerintah, menyudutkan pemerintahan. Itu tidak kita kehendaki dalam negara demokrasi," ujar Wiranto usai rapat pimpinan TNI di Mabes Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (16/1/2017).

"Tentu (demo) kita hadapi pada aturan hukum. Hak menyatakan pendapat di muka umum boleh, tapi ada rambu-rambunya, agar ke depan bagaimana negeri ini bisa bersama-sama kita bangun," Wiranto menegaskan.

Wiranto menilai, harusnya demo adalah jalan terakhir bila tak lagi bisa diselesaikan melalui komunikasi. Dia juga berharap para demonstran bisa lebih mematuhi aturan hukum.

"Tatkala ada sesuatu yang tidak beres, bisa dikomunikasikan, tidak perlu harus demo. Demo itu cara terakhir kalau komunikasi tidak jalan," Wiranto menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya