Liputan6.com, Pontianak - Ketua Umum Partai Hanura, Oesman Sapta Odang buka suara, terkait kabar adanya dugaan perlakuan arogan Presiden Direktur (Presdir) PT Freeport Indonesia, Chappy Hakim terhadap kader Hanura yang duduk di Komisi VII DPR, Mochtar Tompo.
Hal tersebut terjadi, saat Komisi VII DPR menggelar Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan beberapa perusahaan tambang, di antaranya dengan PT Freeport Indonesia, Kamis, 9 Februari 2017. Pada saat itu, Chappy dinilai melakukan tindakan yang tidak menyenangkan kepada Tompo.
"Nanti ya kita selesaikan nanti," kata Oesman Sapta di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (13/2/2017).
Advertisement
Wakil Ketua MPR ini mengaku, dirinya belum mendapatkan laporan secara resmi atas peristiwa tersebut. Untuk itu, ia tidak ingin buru-buru menyatakan sikapnya.
"Saya kira tidak seperti itu atau seperti yang diberitakan, nanti saya belum mendapat laporannya," ujar dia.
Pria yang akrab disapa Oso ini memastikan, dirinya akan secepatnya menanyakan langsung hal tersebut kepada kader Hanura Mochtar Tompo setibanya di Jakarta. Namun, ia mengingatkan, jika terbukti ada perlakuan tidak sepatutnya dari Chappy Hakim, maka pihaknya akan menempuh tindakan tegas.
"Saya alan tanyakan dulu nanti. Tentunya saya tidak mengharapkan ada terjadi itu dan kalau itu main hakim sendiri. Kalau itu benar, akan diperhitungkan. Tapi kalau tidak benar kabar itu, harus kita maafkan," tandas Oso.
Sementara itu, Chappy Hakim menampik rumor tersebut. Dia menyatakan, tidak ada pemukulan yang dilakukannya kepada Tompo. Yang terjadi setelah Rapat Dengar Pendapat (RDPU) Komisi VII dengan perusahaan tambang, termasuk Freeport, berjalan dengan kondusif dan konstruktif.
"Tidak benar adanya pemukulan," kata Chappy dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 10 Februari 2017.
Chappy mengatakan, saat Tompo menghampirinya, Mantan Kepala Staff Angkatan Darat tersebut mempertanyakan tanggapan Tompo terkait ketidakkonsistenan Freeport dan meminta untuk menunjukkannya.
"Saya sangat menghargai Komisi VII DPR atas masukan dan pertanyaan yang konstruktif, yang diajukan oleh para anggota dewan," tutur dia.
Chappy pun meminta maaf atas perbuatan tidak menyenangkan yang terjadi setelah rapat tertutup tersebut selesai. Menurut dia, perbuatan tersebut adalah hal yang tidak diinginkan pihak mana pun.
"Dengan tulus, saya memohon maaf kepada Komisi VII DPR RI atas polemik yang terjadi," tutur Chappy.