Liputan6.com, Jakarta - Penasihat Hukum Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir, Kapitra Ampera membantah kliennya telah mentransfer uang ke Turki. Buktinya, pengiriman uang ke IHH, NGO terbesar di Turki, dilakukan pada Juni 2016. Sementara, GNPF MUI baru dibentuk pada akhir Oktober 2016.
Dia menyebut uang sumbangan Rp 1 miliar ke GNPF MUI itu murni untuk keperluan aksi bela agama.
"Uang itu merupakan hasil bedah buku Abu Khairis dari bedah buku di masjid ke masjid. Lalu karena tidak ada rekening atas nama Abu, maka dikirim melalui rekening Islahudin Akbar," kata Kapitra saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Kamis 23 Februari 2017.
Advertisement
Namun, Kapitra mengakui memang ada pengumpulan dana dari masyarakat untuk aksi bela agama. Terkait berapa jumlahnya, Kapitra enggan menyebutkan dana yang diterima oleh GNPF untuk aksi tersebut.
"Uangnya pertama diambil pada 8 November 2016 sekitar Rp 600 juta. Uang itu dipakai untuk biaya pengobatan, perawatan korban aksi bela Islam kedua 411. Jadi uangnya enggak sekaligus diambil tapi bertahap. Lalu 18 November sebanyak Rp 400 juta untuk aksi bela Islam ketiga untuk bayar tenda, sound system dan lainnya," tutur Kapitra.
Menurut dia, GNPF MUI dan Bachtiar Nasir tidak perlu mempertanggungjawabkan dana sumbangan tersebut. Terlebih, uang tersebut bukanlah dari anggaran pemerintah, melainkan sumbangan-sumbangan warga.
"Ini kan uangnya dari rakyat, mereka ada yang nyumbang mulai dari 2.000 sampai 2 juta. Bukan uangnya Negara dari APBN atau APBD. Tidak ada yang mengalir ke rekening Bachtiar Nasir atau Turki dan ISIS. Itu murni uang dari rakyat," tandas Kapitra.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut ada bukti tarik dana dari rekening Yayasan Keadilan untuk Semua sebesar Rp 1 miliar yang mengalir ke Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) Bachtiar Nasir.
"Memang uang ini ditarik oleh IL (Islahudin Akbar) sebanyak Rp 1 miliar, kemudian diserahkan kepada Bachtiar Nasir. Sebagian digunakan untuk kegiatan menurut yang bersangkutan," ucap Tito di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (22/2/2017).
Sedangkan sebagian uang lagi, jika dilihat dari slip bukti transfer, mengarah ke Turki. Polri masih menyelidiki aliran dana tersebut. Sebab, lanjut dia, ada media internasional yang menyebutkan uang itu diberikan kepada satu kelompok radikal di Suriah.
"Tapi sebagiannya, kalau dilihat dari slip bukti transfer mengarah Turki dan ini yang sedang kami selidiki," kata Tito.
"Apa hubungannya bisa sampai ke Suriah? Menurut klaim media internasional yang di Suriah, ini ada hubungannya dengan ISIS," tutur dia soal aliran dana Bachtiar Nasir.