Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi rupanya memberi tugas khusus kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Jokowi meminta Muhadjir merombak sistem pendidikan vokasi yang ada di Indonesia.
Tugas ini tentu tidak ringan. Jokowi melihat Muhadjir mulai terlihat lebih kurus karena tugasnya sebagai menteri.
"Saya enggak tahu selesainya kapan, tapi saya minta secepatnya sehingga saya lihat beliau sekarang semakin kurus," kata Jokowi saat membuka Tanwir Muhammadiyah di Ambon, Maluku, Jumat (24/2/2017).
Advertisement
Perbaikan pendidikan ini tidak lepas dari peningkatan kualitas sumber daya manusia. Indonesia akan mendapat bonus demografi pada 2025.
Bila dilihat, angkatan kerja saat ini 42 persen lulusan SD, 66 persen lulusan SD dan SMP, dan 82 persen lulusan SD, SMP, SMA, dan SMK.
"Saya menegaskan kepada Mendikbud, bukan kebetulan memang dari Muhamamadiyah, Profesor Muhadjir. Mana berani enggak hadir, tadi belum datang, sekarang baru lihat," ucap Jokowi.
"Untuk betul-betul fokus pada pendidikan vocational, fokus pada vocational training. Fokus pada dua ini. Karena yang kita hadapi ini sudah jadi," ujar Jokowi.
Saat ini sekolah kejuruan masih didominasi oleh guru normatif, seperti guru Pancasila, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Kimia, Matematika. Seharusnya, guru di sekolah kejuruan diisi oleh guru pelatih baik di bidang otomotif, pengelasan, atau arsitektur.
"Sehingga lulusannya mirip-mirip dengan SMA skill-nya tidak dimiliki. Ini problem kita. Yang baru dirombak habis-habisan oleh Profesor Muhadjir," Jokowi memungkas.